KOMPAS.com - Jalan kaki adalah olahraga dengan intensitas ringan yang paling sederhana untuk dilakukan.
Menurut Live Strong, kebiasaan jalan kaki selama 30 menit per hari dengan kecepatan 2 mph mampu membakar 77 kalori.
Dalam jangka panjang, kebiasaan jalan kaki tentu saja berdampak baik bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sama seperti olahraga pada umumnya, jalan kaki juga membutuhkan energi.
Lantas, manakah yang lebih baik? Jalan kaki sebelum makan atau jalan kaki setelah makan?
Jalan kaki sebelum atau sesudah makan sama-sama mampu meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh yang sehat.
Namun, jalan kaki sebelum makan dan sesudah makan akan memberikan reaksi yang berbeda pada tubuh.
Untuk menilai mana yang lebih baik, Anda bisa menyesuaikan dengan usia, kondisi tubuh, dan tujuan dari jalan kaki.
Berikut manfaat jalan kaki sebelum makan dan sesudah makan:
Jalan kaki sebelum makan memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
1. Membakar lemak lebih banyak
Dilansir dari Live Strong, jalan kaki yang dilakukan 30 menit atau lebih sebelum makan bermanfaat mengurangi jumlah gula dan lemak dalam tubuh.
Aktivitas ini akan menstimulasi metabolisme tubuh dengan membakar kalori dan energi.
Studi pada 2006 yang diterbitkan dalam Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism menunjukkan, orang yang jalan kaki sebelum makan membakar lebih banyak lemak dibanding mereka yang jalan kaki setelah makan.
Penelitian pada 2015 di International Journal of General Medicine menegaskan kembali, berjalan cepat dalam keadaan perut korong membantu tubuh membakar lebih banyak lemak.
Baca juga: Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Berapa Batas Maksimal Jalan Kaki dalam Sehari?