KOMPAS.com - Warganet mengeluhkan panasnya cuaca di Semarang, Jawa Tengah yang terjadi akhir-akhir ini.
Hal tersebut diutarakan warganet melalui media sosial X sejak Kamis (5/10/2023).
Ada warganet yang mengatakan, cuaca yang begitu terik di Semarang membuat udara yang terhirup juga terasa panas.
Beberapa warganet bahkan "adu nasib" soal cuaca panas Semarang dengan kota lainnya, seperti Yogyakarta dan Blora.
"Panas banget woii di Semarang," cuit akun @undipmenfess.
"Gilasi beberapa bulan ini semarang mataharinya lagi ada 5 ???? puanasss polll dan mandi keringet muluuu bcs anginnya jd keikut panas jugaaa, and everydaayyyy beli es tehh terussss," kata akun @hehsiapa.
Baca juga: Ramai soal Fenomena Dingin di Malam Hari Saat Indonesia Dilanda Suhu Panas, Ini Kata BMKG
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jateng Sukasno buka suara soal keluhan warganet mengenai panasnya cuaca di Semarang.
Ia membenarkan bahwa cuaca Ibu Kota Provinsi Jateng tersebut belakangan ini terasa panas.
"Memang diakui sampai dengan hari ini Semarang terasa panas," ujar Sukasno ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (6/10/2023).
Ia menjelaskan, faktor yang membuat cuaca di Semarang terasa sangat panas adalah tidak adanya awan yang berfungsi untuk menutupi permukaan Bumi.
"Sehingga seakan panas Matahari langsung diterima Bumi," sambungnya.
Baca juga: Suhu Panas Landa Bekasi Akhir-akhir Ini, BMKG Ungkap Penyebabnya
Sukasno juga menyampaikan, cuaca panas Semarang tidak bisa dilepaskan dari musim kemarau pada 2023 yang lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya.
Ada dua fenomena global dan regional yang saat ini memengaruhi dinamika atmosfer di perairan Indonesia, menurut Sukasno.
Dua fenomena tersebut adalah El Nino positif yang berlangsung di Samudera Pasifik dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif di Samudera Hindia bagian Barat.
Terjadinya IOD menyebabkan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Jateng, menjadi berkurang.
Baca juga: Jateng Berpotensi Alami Kekeringan Akhir September 2023, Apa Sebabnya?
Sukasno mengatakan, meski dilanda cuaca panas, belum tentu Semarang menjadi kota terpanas se-Indonesia. Ia mengatakan, suhu mengalami perubahan setiap harinya.
Merujuk unggahan BMKG di akun Instagram resminya @InfoBMKG, Jumat, Semarang berada di urutan ke-10 kota terpanas di Indonesia.
Hal tersebut didasarkan pada informasi suhu maksimum harian di Indonesia pada 5-6 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB.
"Semarang urutan 10," imbuh Sukasno.
Baca juga: Suhu Panas di Indonesia akan Berlangsung Sepanjang Oktober 2023? Ini Kata BMKG
Sukasno mengatakan, BMKG telah melakukan pengukuran suhu di Jateng selama beberapa hari ke belakang.
Dari data yang diperoleh, sampai Jumat (6/10/2023), suhu maksimum berkisar 37-38 derajat Celcius.
"(Pengukuran suhu) di Stasiun Klimatologi Jawa Tengah," imbuh Sukasno.
Meski tembus 38 derajat Celcius, suhu ini masih lebih rendah ketimbang 2015 lalu ketika suhu tertinggi di Jateng pernah mencapai 39.5 derajat Celcius.
"Dan pada 2019 dengan suhu mencapai 39,4 derajat celcius," tutur Sukasno.
Baca juga: Suhu Panas di Jawa Mencapai Puncak pada Oktober 2023 karena Zenit, Benarkah?
Sukasno menerangkan, awal musim hujan 2023/2024 di Jateng, termasuk Semarang, diperkirakan terjadi pada November 2023.
Prakiraan awal musim hujan di Jateng paling awal terjadi pada Oktober Dasarian I atau awal Oktober 2023 yang meliputi:
Sementara itu, wilayah di Jateng yang paling akhir diguyur hujan pada Desember Dasarian I atau awal Desember 2023 meliputi:
Terkait cuaca panas yang melanda Semarang akhir-akhir ini, Sukasno meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak yang memengaruhi kondisi kesehatan.
Ia menjelaskan, cuaca panas yang terjadi beberapa hari ke belakang biasanya dibarengi dengan kondisi kelembapan udara yang rendah atau kering.
Selain itu, ada kecenderungan kondisi menjadi berdebu dan angin yang bertiup lebih kencang.
"Karena saat ini kondisi beberapa wilayah akan memasuki musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan," terang Sukasno.
"Maka, beberapa hal yang perlu diantisipasi oleh masyarakat dalam menghadapi cuaca yang cukup panas yang masih akan berlanjut beberapa bulan lagi," sambungnya.
Sukasno meminta masyarakat Semarang untuk:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.