"Mayat-mayat tersebut telah dibantah secara anatomi dan penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenazah adalah mumi manusia yang sengaja dimanipulasi agar tampak asing," lanjutnya.
Ia mencontohkan, bagian kaki pada spesimen tersebut diciptakan dengan memutilasi kaki mumi manusia yang dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat panjang.
Apa yang disampaikan Nelson merujuk pada pendapat ahli paleontologi vertebrata Rodolfo Salas-Gismondi dalam sebuah analisis pada 2017.
Nelson menegaskan, meskipun Maussan mengklaim memiliki bukti CT, C-14, dan DNA, dia belum menyajikan bukti tersebut untuk ditinjau oleh komunitas ilmiah.
Menurutnya, jika "mumi alien" itu berusia 1.000 tahun dan berasal dari Peru, akan menimbulkan pertanyaan apakah mumi itu dijarah dan bagaimana bisa meninggalkan negara tersebut.
Ilmuwan lain berpendapat pihak yang terlibat dalam klaim tersebut harus menghadapi konsekuensi hukum jika terbukti yang diperlihatkan adalah mumi manusia.
"Mereka harus ditangkap dan diadili atas dasar hukum apa pun yang mungkin berlaku karena mengeksploitasi atau menodai jenazah manusia,” kata seorang profesor arkeologi di Central Connecticut State University Ken Feder.
Baca juga: Mumi Ramses II yang Hidup 3.000 Tahun Lalu Ternyata Punya Paspor, Bagaimana Ceritanya?
Peneliti Lembaga Penelitian Sosial di National Autonomous University of Mexico Raúl Trejo Delarbre menilai yang dilakukan Maussan di Kongres Meksiko adalah sebuah tontonan yang sulit diverifikasi.
"Ini produk dari fanatisme yang lebih merupakan tontonan media dan keuntungan politik daripada menjelaskan fenomena kemungkinan adanya kehidupan di luar planet kita,” ujarnya.
“Kongres ada untuk membuat undang-undang. Apa yang akan disahkan oleh negara bagian Meksiko mengenai hal ini? Ini benar-benar konyol,” kata dia.
Menurutnya, langkah kongres memberi ruang bagi presentasi alien tersebut adalah tindakan yang sejalan dengan pemerintahan Meksiko yang anti-ilmiah.
Baca juga: Mumi Putri Duyung Jepang Ternyata Buatan Manusia, Terbuat dari Apa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.