Diberitakan Harian Kompas (15/9/2000), polisi memastikan bahwa ledakan keras di lantai P2 gedung BEJ berasal dari sebuah bom yang diletakkan di bawah mobil Corona Marx II.
Sejumlah saksi yang melihat insiden peledakan bom ini mengungkapkan, terdapat tiga orang yang keluar dari mobil tersebut.
Sebuah bengkel mobil JFC-Krung Baro Motor di Jagakarsa, Jakarta Selatan disebut sebagai tempat perakitan bom yang meledak di BEJ.
Kurang lebih sepuluh hari kemudian, pada Sabtu (23/9/2000) pukul 04.00 WIB, pengebom gedung BEJ ditangkap di kawasan Cilandak, saat dalam perjalanan untuk menggranat Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Baca juga: 4 Kasus Bom Panci di Indonesia, Mulai dari Gereja Katedral Makassar hingga Cicendo
Kepala Polda Metro Jaya saat itu, Inspektur Jenderal Nurfaizi mengatakan, pelaku bernama Iwan Setiawan alias Husen (43) dibekuk di dalam taksi.
Taksi yang dipesan Iwan ternyata dikemudikan polisi yang menyamar. Setelah taksi bergerak, polisi lain melakukan pembuntutan dengan mobil dan motor.
Ketika taksi berhenti karena lampu lalu lintas menyala merah di perempatan Cilandak, penyergapan pun dilakukan.
Menurut Nurfaizi, Iwan mengaku sebagai pelaku peledakan di Kedutaan Besar Malaysia pada 27 Agustus 2000. Dia juga mengaku terlibat dalam pengeboman di gedung BEJ.
Namun, Iwan mengaku tidak masuk ke dalam gedung BEJ. Dua buah mobil masuk ke gedung BEJ, salah satunya Corona Mark II yang meledak.
"Iwan melakukan perlawanan yang cukup sengit. Target kami yang utama ialah mengamankan tangan tersangka agar tidak sempat mengambil granatnya," kata Nurfaizi.
"Akhirnya anggota saya yang berjumlah enam orang berhasil mengempaskan dia ke aspal. Lalu, kami memborgol tangannya ke belakang," lanjutnya.
(Sumber: Kompas.com/Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Jihad Akbar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.