CDC menjelaskan bahwa setelah memberikan pertolongan pertama disarankan untuk melepas semua pakaian yang terkena paparan gas air mata.
Masukkan pakaian tersebut ke dalam kantong plastik. Lalu tutup kantong tersebut agar bahan kimia yang terkandung di dalam gas air mata tidak mengenai lainnya.
Setelah itu, cucilah kulit Anda dengan sabun.
Dilansir dari Kompas.com (2022), gas air mata bermaterial bubuk yang mengambang ke udara menyerupai kabut halus. Gas air mata bekerja dengan mengaktifkan reseptor sakit yaitu TRPA1 atau TRPV1.
TRPA1 diaktifkan dengan agen berupa 2-chlorobenzalmalonitrile atau gas CS yang merupakan senyawa kimia dengan kandungan klor.
Senyawa itu bereaksi secara kimia dengan molekul dan protein tubuh manusia sehingga menimbulkan efek pada mereka yang terpapar.
Selain gas CS, TRPA1 juga dapat aktif dengan agen lain yang lebih kuat yaitu dibemzoxazepine atau gas CR dan kloroasetofenon (gas CN).
Sementara itu, TRPV1 berupa semprotan merica yang berasal dari senyawa utama capsicin pada cabai.
TRPV1 mengakibatkan sensasi pedas dan perih di mata. Jika dibiarkan dan dikucek, mata bisa mengeluarkan air mata.
Meski senyawanya berupa capsaicin, gas air mata yang mengaktifkan TRPV1 dibagi menjadi dua, yakni gas OC (capsaicin alami) dan PAVA (capsaicin sintetis).
Baca juga: Apa yang Terjadi jika Gas Air Mata Kedaluwarsa?
Gas air mata memiliki efek pada kulit, hidung, dan paru-paru. Dikutip dari Kompas.com (2019), paparan gas air mata memicu peradangan pada selaput mata, hidung, mulut, dan paru-paru.
Efek gas air mata akan segera terasa 30 detik setelah terpapar.
Gejala paparan gas air mata di antaranya sensasi panas terbakar di mata, produksi air mata berlebihan, penglihatan kabur, kesulitan bernapas, dan nyeri dada.
Mereka yang terpapar juga akan mengalami air liur berlebihan, iritasi kulit, bersin, batuk, hidung berair, terasa seperti tercekik, kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan, kemarahan intens.
Pada gejala berat bisa menimbulkan muntah serta diare.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.