Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Fenomena "Live" di China, Rela Dicibir dan Kedinginan demi Uang

Kompas.com - 29/08/2023, 19:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Menampilkan beberapa bakat

Douyin yang digunakan penyiar di China untuk live memiliki 600 juta pengguna pada 2020. Aplikasi ini juga dianggap sebagai "penghasil uang" di China.

Biasanya, penyiar menampilkan beberapa kebolehan dalam menyanyi, menari, atau mengobrol dengan pemirsa.

Ada pula yang memanfaatkan live untuk berjualan atau membagikan hal-hal tentang kehidupan.

Li Jiaqi, salah satu penyiar, memanfaatkan live untuk berjualan sampai-sampai ia bisa menghasillan jutaan dolar dalam bentuk donasi atau biaya iklan.

Jadi pekerjaan sampingan

Fenomena live di China dimanfaatkan oleh sebagian penyiar sebagai pekerjaan sampingan.

Salah satunya dilakukan pembuat tato alis Zhang Xiaoxiao (36) yang mengaku mendapatkan tambahan uang dari live.

Ia mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada profesinya karena salon kecantikan lumpuh karena pembatasan sosial.

"Tekanan sangat tinggi dan bisnis menjadi suram. Jika bukan karena ini, saya rasa saya tidak akan melakukan siaran langsung," kata Zhang.

"Saya sangat menikmati bernyanyi dan menari, jadi saya pikir saya akan menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan, untuk bisa melakukan sesuatu yang saya sukai," tambahnya.

Penyiar dapat cibiran

Fenomena live di luar ruangan memang menjadi ladang rezeki bagi sebagian orang, namun hal ini menjadi gangguan bagi publik.

Sebab, penyiar yang live di luar ruangan tidak hanya berhadapan dengan dingin atau panasnya cuaca tapi juga ancaman kekerasan.

Dilansir dari France24, terkadang orang yang lewat mengutarakan kemarahan dan memandang rendah penyiar.

"Mereka bertanya 'Mengapa Anda tidak mencari pekerjaan yang normal?" ujar Qiao yang pernah menerima cacian dari orang lain.

"Jadi kami memilih tempat yang jauh dari penduduk, untuk mencoba untuk tidak mengganggu orang, dan di tempat yang sangat aman," kata Zhang.

Bisa dapatkan raturan sampai jutaan Rupiah

Walaupun aktivitas live demi mendapatkan donasi dari pemirsa online dicibir beberapa orang, penyiar bisa meraup uang cukup banyak dalam sekali live.

Salah satu pria yang tidak disebutkan namanya mengaku pernah mendapat "saweran" sebesar 3.000 yuan atau sekitar Rp 6 jutaan.

Di sisi laoi, Qiao juga mengaku, dirinya bisa mengantongi 600 yuan atau sekitar Rp 1,2 juta selama delapan jam live.

Namun, pendapatan yang didapat Qiao masih dipotong 10 persen untuk agensi live streaming yang menaunginya.

Potongan 10 persen dibayarkan Qiao kepada agensi sebagai imbalan atas penyewaan peralatan dan pengelolaan kehadirannya di media sosial.

Selain itu, penghasilannya di Douyin juga dipotong 50 persen oleh penyedia platform. Sehingga, Qiao mendapat penghasilan bersih 40 persen saja.

Berkat banyaknya penyiar di China, ByteDance mampu mendapatkan 18,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 279 triliun pada 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com