Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat di Inggris Dinyatakan Bersalah Lakukan Pembunuhan Berantai 7 Bayi, Ini Kronologinya

Kompas.com - 19/08/2023, 19:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dia dikembalikan ke administrasi setelah beberapa bayi kembar meninggal tiga hari berturut-turut pada Juni 2016

Pada akhir tahun, ia diberitahu mengenai tuduhan terhadapnya oleh serikat Royal College of Nursing.

Namun tuduhan itu bisa ia selesaikan, dan pihak berwenang meminta dokter memohon maaf kepada Letby secara resmi dan tertulis.

Dia dijadwalkan untuk kembali ke bangsal neonatal pada Maret 2017, namun hal itu tidak terjadi karena pihak keluarga meminta polisi membuka penyelidikan.

Baca juga: 4 Pembunuh Berantai dengan Masa Kecil Kelam

Cara Letby membunuh

Letby melakukan percobaan pembunuhan kepada bayi-bayi itu dengan berbagai cara, termasuk penggunaan bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi bayi.

Ia membunuh dengan menyuntikkan udara ke dalam darah dan perut bayi, memberi susu secara berlebihan, menyerang mereka secara fisik, dan meracuninnya dengan insulin.

“Di tangannya, zat yang tidak berbahaya seperti udara, susu, cairan atau obat seperti insulin akan menjadi mematikan. Dia memutarbalikkan pembelajarannya dan mempersenjatai keahliannya untuk menimbulkan bahaya, kesedihan, dan kematian,” ucap Jones.

Letby: Aku orang jahat yang mengerikan

Dalam pengeledahan di kediaman Letby, pihak berwenang menemukan catatan yang ditulis olehnya.

“Aku tidak pantas untuk hidup. Aku sengaja membunuh mereka karena aku tidak cukup baik untuk mereka,” tulis dalam satu catan.

Selain itu, juga ada tulisan “Aku orang jahat yang mengerikan” dengan huruf kapital.

Letby akan dijatuhi hukuman di Manchester Crown Court pada Senin (21/8/2023) mendatang.

"Keadilan telah ditegakkan dan perawat yang seharusnya merawat bayi kami dinyatakan bersalah telah menyakiti mereka," kata keluarga korban dalam pernyataan bersama.

Meski begitu, rasa sakit dan kemarahan keluarga korban tidak dapat dihilangkan.

"Kami patah hati, hancur, marah dan merasa mati rasa,” jelas mereka.

Baca juga: Motif dan Kronologi Pembunuhan LC di Madiun oleh Tukang Bangunan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com