AMB I Belanda tersebut akhirnya menimbulkan kemarahan bangsa Indonesia dan TNI AU. Selain karena Belanda menginkari Persetujuan Linggarjati, Belanda juga telah melanggar hukum perang.
Kemudian pada 28 Juli 1947 sekitar pukul 19.00, empat kadet penerbangan, seperti Suharnoko Harbani, Sutardjo Sigit, Mulyono, dan Bambang Saptoadji diperintahkan menghadap Kasau Komodor Udara Suryadi Suryadarma dan Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma.
Mereka dipanggil untuk merencanakan operasi udara yang ditujukan untuk menyerang kedudukan Belanda.
Pada 29 Juli 1947 dini hari, pangkalan udara Maguwo digetarkan oleh deru pesawat yang akan melakukan serangan terhadap markas Belanda.
Kadet penerbang Sutardjo Sigit dan Suharnoko Harbani diperintahkan melakukan penyerangan ke Salatiga dan Ambarawa dengan menggunakan pesawat Churen yang diubah menjadi pesawat pengebom.
Pesawat tersebut dikemudikan oleh Suharnoko Harbani dan dilengkapi dengan senapan mesin dengan penembak udara Kaput. Sedangkan pesawat Sutardjo Sigit dilengkapi dengan bom-bom bakar dan penembak udaranya Sutardjo.
Kemudian Kadet Penerbang Mulyono diperintahkan untuk menyerang Semarang dengan menggunakan pesawat pengebom tukik ”Driver Bomber” Guntei berkekuatan 850 daya kuda.
Pesawat tersebut memiliki kecepatan 265 km/jam dan dilengkapi dengan bom 400 kg, serta dua senapan mesin di sayap dan dipasang di belakang penerbang. Adapun sebagai penembak udara, adalah Dulrachman.
Baca juga: HUT Ke-77 TNI AU: Tema, Logo, Sejarah, dan Link Download Twibbon-nya
Sementara itu, penerbangan oleh Kadet Penerbang Bambang Saptoadji yang menggunakan pesawat buru sergap Hayabusha terpaksa dibatalkan karena pesawat masih belum selesai diperbaiki.
Saat itu, ia seharusnya bertugas mengawal pesawat yang diawaki Kadet Penerbang Mulyono.
Ketiga pesawat berhasil melakukan pengeboman di 3 kota dan kembali dengan selamat ke Pangkalan Udara Maguwo sebelum pukul 6 pagi.
Serangan yang dilancarkan itu memiliki beberapa efek untuk bangsa Indonesia, yakni:
Kemudian, untuk mengembalikan semangat tempur tersebut, Belanda melancarkan serangan balasan dan tidak lagi mengindahkan aturan perang.
Baca juga: Viral, Video Oknum Prajurit TNI AU di Bogor Diduga Lakukan Tindak Kekerasan
Serangan balasan Belanda dilakukan dengan menembak pesawat Dakota VT-CLA yang merupakan pesawat ”carteran” Republik Indonesia dari warga negara India, pada 28 Juli 2022 sore.
Pesawat tersebut dikemudikan oleh pilot Alexander Noel Contantine dibantu oleh copilot Roy Hazalhurst yang mendarat di Pangkalan Udara Maguwo.