KOMPAS.com- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY pada Kamis (27/7/2023), pukul 00.00-06.00 WIB teramati mengalami 16 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya (Kali Bebeng).
Sementara asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi membumbung sekitar 350 meter dari puncak.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menjelaskan aktivitas Gunung Merapi saat ini masih tinggi.
Aktivitas tersebut di antaranya berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.
"Sekarang potensi bahaya masih sama seperti yang bulan Maret," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (27/7/2023).
Erupsi Gunung Merapi berpotensi menimbulkan guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat. Selain itu, bisa menyebabkan lontaran material vulkanik.
Sementara wilayah yang berpotensi terdampak di Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten.
Gunung Merapi saat ini berstatus level III atau siaga sejak 5 November 2020.
Baca juga: Kubah Lava Gunung Merapi Berubah, Apa Dampaknya?
Gempa guguran merupakan gerakan yang muncul akibat aliran lava yang jatuh ke bawah akibat gravitasi Bumi.
Merapi juga mengalami 4 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-6 mm, S-P 0,3-0,5 detik berdurasi 5,88-6,56 detik. Gempa ini berupa getaran dengan frekuensi tinggi diikuti gelombang frekuensi rendah.
Selain itu, terjadi 2 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 27-36 mm selama 9,96-10,2 detik.
Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Bertopi di Puncak Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG dan BMKG
Di sisi lain, lelehan lava dan awan panas juga muncul di sungai-sungai sekitar yang berhulu ke Merapi.
Di Sungai Boyong atau Kali Code yang berlokasi di wilayah selatan Merapi, guguran lava dan awan panas turun hingga maksimal 5 km.
Kondisi yang sama juga terjadi di Sungai Bedog daerah Sleman, Sungai Krasak di perbatasan Kabupaten Sleman dan Magelang, serta Sungai Bebeng di Desa Kamiren, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
Di tiga sungai tersebut, guguran lava dan awan panas bahkan turun sejauh maksimal 7 km.
Di sektor tenggara, lava dan awan panas turun di Sungai Woro, Klaten, Jawa Tengah sejauh maksimal 3 km serta di Sungai Gendol, Sleman 5 km.
Sementara itu, letusan eksplosif yang mungkin terjadi dari kawah Gunung Merapi dapat menimbulkan lontaran material vulkanik menjangkau radius 3 km dari puncak.
Baca juga: Apakah Merapi Bakal Erupsi Sebesar 2010?
Atas aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Merapi, BPPTKG menghimbau agar masyarakat sekitar tetap berhati-hati.
Antisipasi gangguan akibat abu vulkanik dan bahaya lahar saat turun hujan juga perlu diwaspadai.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya. Penambangan di sungai yang berhulu di Gunung Merapi juga sebaiknya dihentikan.
Status aktivitas Gunung Merapi akan berubah seiring peningkatan aktivitas yang signifikan. segera ditinjau kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.