Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Gunung Merapi 27 Juli 2023: Terjadi 29 Kali Guguran dan Awan Panas

Kompas.com - 27/07/2023, 16:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DIY pada Kamis (27/7/2023), pukul 00.00-06.00 WIB teramati mengalami 16 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya (Kali Bebeng). 

Sementara asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi membumbung sekitar 350 meter dari puncak.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menjelaskan aktivitas Gunung Merapi saat ini masih tinggi.

Aktivitas tersebut di antaranya berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.

"Sekarang potensi bahaya masih sama seperti yang bulan Maret," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (27/7/2023).

Erupsi Gunung Merapi berpotensi menimbulkan guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat. Selain itu, bisa menyebabkan lontaran material vulkanik.

Sementara wilayah yang berpotensi terdampak di Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten.

Gunung Merapi saat ini berstatus level III atau siaga sejak 5 November 2020. 

Baca juga: Kubah Lava Gunung Merapi Berubah, Apa Dampaknya?


Kondisi terkini Gunung Merapi

Tangkap layar kondisi terkini Gunung Merapi, Kamis (27/7/2023).YouTube/Janur Merapi Tangkap layar kondisi terkini Gunung Merapi, Kamis (27/7/2023).
Berdasarkan data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), terdapat 29 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-25 mm selama 46.36-149.64 detik pada Kamis (27/7/2023) pukul 00.00-06.00 WIB.

Gempa guguran merupakan gerakan yang muncul akibat aliran lava yang jatuh ke bawah akibat gravitasi Bumi.

Merapi juga mengalami 4 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-6 mm, S-P 0,3-0,5 detik berdurasi 5,88-6,56 detik. Gempa ini berupa getaran dengan frekuensi tinggi diikuti gelombang frekuensi rendah.

Selain itu, terjadi 2 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 27-36 mm selama 9,96-10,2 detik.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Awan Bertopi di Puncak Merapi, Ini Penjelasan BPPTKG dan BMKG

Lava dan awan panas

Di sisi lain, lelehan lava dan awan panas juga muncul di sungai-sungai sekitar yang berhulu ke Merapi.

Di Sungai Boyong atau Kali Code yang berlokasi di wilayah selatan Merapi, guguran lava dan awan panas turun hingga maksimal 5 km.

Kondisi yang sama juga terjadi di Sungai Bedog daerah Sleman, Sungai Krasak di perbatasan Kabupaten Sleman dan Magelang, serta Sungai Bebeng di Desa Kamiren, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.

Di tiga sungai tersebut, guguran lava dan awan panas bahkan turun sejauh maksimal 7 km.

Di sektor tenggara, lava dan awan panas turun di Sungai Woro, Klaten, Jawa Tengah sejauh maksimal 3 km serta di Sungai Gendol, Sleman 5 km.

Sementara itu, letusan eksplosif yang mungkin terjadi dari kawah Gunung Merapi dapat menimbulkan lontaran material vulkanik menjangkau radius 3 km dari puncak.

Baca juga: Apakah Merapi Bakal Erupsi Sebesar 2010?

Atas aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Merapi, BPPTKG menghimbau agar masyarakat sekitar tetap berhati-hati.

Antisipasi gangguan akibat abu vulkanik dan bahaya lahar saat turun hujan juga perlu diwaspadai.

Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan di daerah potensi bahaya. Penambangan di sungai yang berhulu di Gunung Merapi juga sebaiknya dihentikan.

Status aktivitas Gunung Merapi akan berubah seiring peningkatan aktivitas yang signifikan. segera ditinjau kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com