"Siapa kemarin yang bisa membuktikan bahwa PSS Sleman lawan Persis Solo tak ada suporter lawan? Ketua suporternya Maryadi Gondrong aja datang ke Maguwo. Apakah dihukum?" ujarnya.
"Bukan mustahil pertandingan pekan-pekan lalu ada juga suporter tamu yang datang. Sebenarnya kalau kemarin suporter Arema FC tidak gerak saat cetak gol, kan enggak ketahuan juga," lanjutnya.
Untuk itu, ia berharap PSSI mempertegas larangan suporter ini melalui sebuah regulasi.
Baca juga: Tanggapan PSSI soal Dugaan Pungli Seleksi Wasit Liga 1 2023-2024
Akmal pun mempertanyakan semangat reformasi yang dibawa oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Pasalnya, ia belum mendengar bentuk reformasi apa yang dimaksud untuk sepak bola nasional.
"Karena selama ini cuma disebutkan dalam pernyataan-pernyataan, tidak dalam regulasi," ujarnya.
Padahal, ia menyebut suasana sepak bola nasional sangat mendukung untuk adanya perbaikan usai Tragedi Kanjuruhan, khususnya dalam hal suporter.
Sayangnya, banyaknya suporter yang berdamai tidak difasilitasi dengan baik oleh PSSI.
"Permasalahan suporter sepak bola itu bukan di level elite, tapi di akar rumput. Elitenya dari dulu ada jambore," kata dia.
"Harusnya ini masuk ke dalam 'Manual Liga' yang mana klub-klub punya kewajiban membina suporternya," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.