Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Kanada Didenda Rp 937 Juta karena Pakai Emoji Jempol, Begini Kisahnya

Kompas.com - 08/07/2023, 18:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang petani diperintahkan untuk membayar 82.200 dollar Kanada atau sekitar Rp 937 juta (kurs Rp 11,401 per dollar Kanada) sebagai ganti rugi imbas penggunaan emoji jempol.

Keputusan tersebut dijatuhkan oleh T J Keene, seorang hakim Pengadilan Saskatchewan, Kanada, kepada pemilik perusahaan pertanian bernama Chris Achter.

Diberitakan Reuters, Sabtu (8/7/2023), duduk perkara bermula dari Achter selaku pemilik perusahaan di Swift Current, Saskatchewan, yang mengirim emoji jempol kepada kliennya.

Emoji jempol tersebut merupakan tanggapan atas foto kontrak pembelian 86 ton rami dengan harga 17 dollar Kanada atau sekitar Rp 193.818 per gantang pada Maret 2021 silam.

Berbulan-bulan kemudian, saat waktu pengiriman tiba, pembeli yang telah berbisnis dengan Achter selama beberapa tahun tak kunjung menerima pesanan raminya.

Baca juga: Sering Digunakan, Apa Arti Emoji Kepala Batu?


Emoji jempol naik dianggap persetujuan

Achter mengaku, penggunaan emoji jempol naik hanya untuk menunjukkan bahwa dia telah menerima kontrak, tetapi bukan persetujuan.

"Kontrak lengkap akan diikuti melalui faks atau email untuk saya tinjau dan tandatangani," kata dia, dikutip dari New York Times, Jumat (7/7/2023).

Sementara itu, Kent Mickleborough dari perusahaan South West Terminal selaku pembeli berpendapat, emoji jempol menyiratkan bahwa Achter telah menerima persyaratan kontrak.

Melalui pesan singkat ke nomor ponsel Achter, dia mengirimkan foto kontrak bisnis dilengkapi tulisan, "Tolong konfirmasi kontrak rami".

Oleh karena itu, saat petani rami menjawab dengan emoji jempol, Mickleborough menganggap sebagai persetujuan kontrak.

"Dan bahwa itu adalah caranya untuk menandakan persetujuan itu," terang Mickleborough.

Baca juga: Fakta di Balik Emoji Monyet Menutup Mata, Bukan Sekedar Simbol Malu

Pengadilan terbuka pada realitas di masyarakat

Hakim Keene mencatat, Achter dan Mickleborough memiliki hubungan bisnis yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Bahkan, di masa lalu, saat Mickleborough mengirim pesan berisi kontrak untuk gandum durum, Achter menanggapi dengan mengirim pesan singkat berupa "kelihatan baik", "oke", atau "yup".

Setiap kali mengirimkan pesan singkat dan telah menerima bayaran, Achter juga akan mengirimkan gandum sesuai kontrak.

Di sisi lain, seperti dilaporkan The Guardian, Kamis (6/7/2023), hakim turut merujuk kamus digital tentang makna dari penggunaan simbol jempol naik.

Halaman:

Terkini Lainnya

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com