Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP di Temanggung Bakar Sekolah karena Sering Di-bully, Mengapa Anak Bisa Menjadi Pelaku Bullying?

Kompas.com - 30/06/2023, 19:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Sayangnya, menurut Ratna, hal ini justru merusak harga diri sekaligus ditiru oleh anak.

"Banyak orang menerima perilaku bullying sebagai hal yang lucu," tambahnya lagi.

Kondisi ini terjadi saat orang-orang tidak menganggap bullying sebagai kejadian penting dan memprihatikan. Mereka justru menertawakan korban perundungan.

Pada akhirnya, Ratna menyebut anak tidak merasa perilaku tersebut salah dan berubah menjadi tukang bullying.

Baca juga: Kisah Firmansyah, Anak SD yang Viral Usai Disebut Pindah ke SLB karena Di-bully

Cara mencegah anak jadi pem-bully

Ratna menekankan agar orang dewasa harus memperhatikan anak yang menjadi korban perundungan. Ini dapat mencegahnya berbalik menjadi pelaku bullying.

"Beri perhatian penuh saat korban bercerita. Tunjukkan empati kita karena ini berkenaan dengan apa yang dia rasakan itu akan memengaruhi bagaimana kondisi psikis dia," jelasnya.

Ia menambahkan, orang dewasa sebaiknya mengetahui kondisi, keadaan, dan pengalaman yang korban alami.

Selain itu, orang dewasa perlu memahami ciri seorang anak menjadi korban bullying.

Beberapa cirinya, seperti mogok sekolah, bertingkah beda dari biasanya, serta perasaannya cepat berubah.

Ratna mengatakan, orang dewasa harus mau bertanya dan memenuhi kebutuhan anak agar merasa aman dan nyaman.

"Selanjutnya, kita latih anak supaya berani membela dirinya sendiri, bahwa dia bisa mengatakan suka atau tidak suka saat dikerjai temannya itu," ujarnya.

Baca juga: Marak Perundungan di Kalangan Remaja, Ini Kata Kak Seto

Cara mengatasi anak yang melakukan bullying

Ratna mendorong agar orang dewasa bersedia mendengarkan cerita anak meskipun ia dikenal sebagai pelaku bullying.

Menurutnya, orang dewas perlu menghindari menilai anak tanpa memahami dirinya. Sebaliknya, dengarkan anak. Kemudian, beri pengetahuan mengenai perilaku salah tersebut dan aturannya di masyarakat.

"Kadang-kadang anak melakukan sesuatu bukan karena pengen melakukan, tapi karena tidak tahun konsep salah-benarnya itu," jelas dia.

Baca juga: Korban Pelecehan dan Bully Sering Dilaporkan Balik, Ini Kata LPSK

Ratna mengatakan, orang dewasa perlu menunjukkan rasa sayang dan empati supaya anak merasa nyaman dan aman. Kondisi tersebut dapat membuat anak tidak lagi menjadi pem-bully.

"Kalau perilaku diulang, terapkan konsekuensi dari perilaku tidak pantas yang terus dilakukan," tambahnya.

Selain itu, anak yang melakukan perundungan juga perlu diajari meminta maaf kepada korban.

"Itu untuk membuat anak berani mengakui kesalahannya sendiri," tandas Ratna. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com