Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lucinta Luna Mengaku Keputihan dan Menstruasi Usai Operasi Rahim, Apa Bisa?

Kompas.com - 15/06/2023, 16:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengakuan selebriti Lucinta Luna yang menyebut dirinya mengalami keputihan dan menstruasi setelah melakukan operasi pemasangan rahim membuat heboh media sosial.

Kehebohan tersebut bermula dari unggahan akun Twitter ini, Rabu (14/6/2023).

Pengunggah membagikan hasil tangkapan layar sebuah acara bincang-bincang yang dihadiri Lucinta Luna.

"Lucinta Luna katanya dia abis operasi pasang rahim terus setelah itu ngalamin keputihan dan menstruasi... Ini beneran bisakah?" tanyanya.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, tangkapan layar yang dibagikan unggahan tersebut berasal dari program bincang-bincang di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo pada Rabu (12/10/2022).

Lucinta Luna saat itu mengaku pernah menjalani operasi rahim. Ia juga menyatakan mengalami keputihan dan menstruasi setelah operasi.

Hingga Kamis (15/6/2023), unggahan tersebut telah tayang sebanyak 3,5 juta kali, disukai 21.000 pengguna Twitter, dan dibagikan 737 kali.

Lalu, benarkah operasi rahim bisa dilakukan serta menyebabkan keputihan dan menstruasi?

Baca juga: Benarkah Wanita Transgender Bisa Hamil Lewat Tranplantasi Rahim?


Penjelasan dokter

Dokter kandungan sekaligus seksolog, Boyke Dian Nugraha menampik kalau operasi transplantasi rahim menyebabkan keputihan dan menstruasi.

"Nggaklah, rahim juga nggak bisa diimplan," katanya kepada Kompas.com, Kamis (15/6/2023).

Boyke juga mengatakan, prosedur transplantasi rahim tak bisa dilakukan kepada wanita ataupun transpuan.

"Nggak bisa juga. Transplantasi rahim masih belum bisa," tegasnya.

Lebih lanjut, Boyke menjelaskan bahwa keputihan dan menstruasi hanya akan dialami oleh wanita yang memliki rahim, indung telur (ovarium), saluran telur (tuba falopi), dan vagina.

Tanpa itu, wanita tidak akan menstruasi meski mungkin bisa mengalami keputihan.

"Tidak bisa mens. Keputihan bisa karena masih punya vagina," lanjutnya.

Wanita yang rahimnya diangkat bisa mengalami keputihan karena cairan atau lendir yang dikeluarkan berasal dari vagina dan leher rahim (serviks).

Baca juga: Ramai soal Telat Menikah Bisa Membuat Rahim Kering, Benarkah?

Transplantasi rahim

Ilustrasi rahim. Rahim yang terkena kanker akan membuat wanita mengalami pendarahan abnormal. Scientific animations Ilustrasi rahim. Rahim yang terkena kanker akan membuat wanita mengalami pendarahan abnormal.
Terpisah, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA) Anugerah, Semarang Indra Adi Susianto menjelaskan, operasi pemasangan rahim memang secara ide bisa dilakukan.

"Saat ini masih mempertimbangkan transplantasi rahim, karena tidak hanya organ saja yang ditanam, tapi juga pertimbangan hormonal dan anatomis yang berarti bahwa tidak mungkin mudah," jelasnya saat diwawancarai Kompas.com.

Menurutnya, operasi seperti ini dilakukan dengan cara menanamkan rahim dan serviks ke tubuh pasien.

Selanjutnya, embrio yang sudah dibuahi akan dimasukkan ke rahim. Jika berhasil, pasien akan hamil.

Setelah melahirkan, rahim akan kembali diangkat untuk mencegah reaksi penolakan dari tubuh pasien.

Namun, ide tersebut belum pernah berhasil dilakukan.

"Untuk memastikan bahwa prosedur ini aman dan efektif, banyak penelitian perlu dilakukan yang bermula pada model komputer, hewan, dan kadaver," ujarnya.

Kendati demikian, ia menyebut operasi transplantasi rahim mungkin kelak bisa dilakukan.

"Pasti bisa karena kemajuan teknologi, hanya membutuhkan riset yang panjang dan pertimbangan etik yang luas," pungkasnya.

Baca juga: Viral Foto Pengangkatan Rahim Disebut akibat Kista, Berikut Penjelasan Dokter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com