Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kunang-kunang Sudah Punah?

Kompas.com - 04/06/2023, 13:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Penyebab hampir punahnya kunang-kunang sendiri beragam, termasuk polusi cahaya, pestisida, dan hilangnya habitat.

1. Polusi cahaya

Menurut laman Medium, polusi cahaya tidak hanya menenggelamkan kelap-kelip bintang di langit, tetapi juga kunang-kunang.

Cahaya buatan adalah ancaman paling kritis bagi kunang-kunang karena mengganggu ritual perkawinan mereka.

Saat cahaya lampu pada malam hari terlalu terang, maka serangga ini akan sulit menemukan dan menyinkronkan sinyal sesamanya, sehingga ritual kawin akan terganggu dan proses kembang biak menjadi sulit.

Baca juga: Mengenal Venus Flytrap, Tumbuhan Pemakan Serangga

2. Pestisida

Penggunaan pestisida bukan hanya mengusir hama tanaman, tetapi juga berpotensi menyingkirkan kunang-kunang.

Pasalnya, pestisida akan mengacaukan rantai makanan yang akan memengaruhi mangsa dan predator, termasuk kunang-kunang.

Selain itu, polusi air dan tanah akibat pestisida juga sangat berbahaya lantaran kunang-kunang akan bertelur di tanah dan berkembang selama berbulan-bulan di sana.

3. Hilang habitat

Hilangnya habitat karena berbagai hal turut menjadi penyebab utama penurunan populasi kunang-kunang di semua benua.

Bahkan kini, alih fungsi hutan menjadi zona perkotaan, industri, dan pertanian telah menyingkirkan serangga ini dari habitat aslinya.

Pencegahan kepunahan kunang-kunang

Sebagai salah satu hewan yang menghiasi kegelapan malam, kunang-kunang perlu dilestarikan agar anak cucu kita dapat melihatnya secara langsung.

Dikutip dari National Geographic, manusia bisa memulai dengan mematikan lampu saat malam hari untuk mengurangi polusi cahaya.

Tak hanya itu, langkah pencegahan lain termasuk dengan mengurangi penggunaan insetisida dan pestisida yang menimbulkan ancaman nyata bagi kunang-kunang.

Konservasi serangga cantik ini juga perlu dilakukan, termasuk dengan wisata kunang-kunang yang sesuai dengan habitat aslinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com