Penyebab hampir punahnya kunang-kunang sendiri beragam, termasuk polusi cahaya, pestisida, dan hilangnya habitat.
Menurut laman Medium, polusi cahaya tidak hanya menenggelamkan kelap-kelip bintang di langit, tetapi juga kunang-kunang.
Cahaya buatan adalah ancaman paling kritis bagi kunang-kunang karena mengganggu ritual perkawinan mereka.
Saat cahaya lampu pada malam hari terlalu terang, maka serangga ini akan sulit menemukan dan menyinkronkan sinyal sesamanya, sehingga ritual kawin akan terganggu dan proses kembang biak menjadi sulit.
Baca juga: Mengenal Venus Flytrap, Tumbuhan Pemakan Serangga
Penggunaan pestisida bukan hanya mengusir hama tanaman, tetapi juga berpotensi menyingkirkan kunang-kunang.
Pasalnya, pestisida akan mengacaukan rantai makanan yang akan memengaruhi mangsa dan predator, termasuk kunang-kunang.
Selain itu, polusi air dan tanah akibat pestisida juga sangat berbahaya lantaran kunang-kunang akan bertelur di tanah dan berkembang selama berbulan-bulan di sana.
Hilangnya habitat karena berbagai hal turut menjadi penyebab utama penurunan populasi kunang-kunang di semua benua.
Bahkan kini, alih fungsi hutan menjadi zona perkotaan, industri, dan pertanian telah menyingkirkan serangga ini dari habitat aslinya.
Sebagai salah satu hewan yang menghiasi kegelapan malam, kunang-kunang perlu dilestarikan agar anak cucu kita dapat melihatnya secara langsung.
Dikutip dari National Geographic, manusia bisa memulai dengan mematikan lampu saat malam hari untuk mengurangi polusi cahaya.
Tak hanya itu, langkah pencegahan lain termasuk dengan mengurangi penggunaan insetisida dan pestisida yang menimbulkan ancaman nyata bagi kunang-kunang.
Konservasi serangga cantik ini juga perlu dilakukan, termasuk dengan wisata kunang-kunang yang sesuai dengan habitat aslinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.