Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Kereta di India: Kronologi, Penyebab, dan Jumlah Korban

Kompas.com - 03/06/2023, 14:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Otoritas setempat masih melakukan upaya penyelamatan terhadap penumpang yang diduga masih terjebak di reruntuhan kereta.

"Perlengkapan medis tambahan dan obat, obatan di rumah sakit tempat para korban dirawat juga sedang diurus," kata Jena.

Tim penyelamat juga didatangkan dari Ibu Kota Odisha, Bhubaneswar dan Kolkata di Benggala Barat.

Di sisi lain, pasukan tanggap bencana nasional, tim pemerintah, negara bagian, dan militer juga dilibatkan untuk mengevakuasi korban.

"Kami mencoba menemukan mayat yang mungkin masih terperangkap di bawah kompartemen yang hancur. Operasi akan berlanjut selama beberapa jam lagi," ujar Direktur Jenderal Pemadam Kebakaran Odisha, Sudhanshu Sarangi.

Baca juga: Jadwal Terbaru Kereta Api Kahuripan 2023, Kiaracondong-Blitar PP

Update jumlah korban kecelakaan kereta di Odisha, India

Foto yang diambil dari cuplikan video AFPTV pada 2 Juni 2023 memperlihatkan gerbong kereta yang terbalik setelah tabrakan di dekat Balasore, sekitar 200 kilometer dari Bhubaneswar, ibu kota Negara Bagian Odisha, India. Lebih dari 200 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.AFP/AFPTV Foto yang diambil dari cuplikan video AFPTV pada 2 Juni 2023 memperlihatkan gerbong kereta yang terbalik setelah tabrakan di dekat Balasore, sekitar 200 kilometer dari Bhubaneswar, ibu kota Negara Bagian Odisha, India. Lebih dari 200 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Jumlah korban kecelakaan kereta di Odisha, India terus bertambah.

Hingga Sabtu siang (3/6/2023) berdasarkan laporan Associated Press, jumlah korban tewas sudah mencapai lebih dari 280 orang.

Tak hanya itu, sekitar 900 orang juga mengalami luka dan penumpang lain diperkirakan masih terjebak di dalam gerbong yang tergelincir.

Untuk menyelamatkan penumpang yang masih terjebak, tim penyelamatan memotong gerbong yang ringsek.

Sarangi mengatakan, ada kemungkinan penumpang masih terjebak di dalam gerbong namun kemungkinan kecil mereka masih hidup.

"Pada pukul 22.00 malam kami dapat menyelamatkan para korban. Setelah itu baru mengangkat jasadnya," ujarnya.

"Ini sangat-sangat tragis. Saya belum pernah melihat yang seperti ini dalam karier saya," tambah Sarangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com