Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Makanan Disemuti?

Kompas.com - 29/05/2023, 19:45 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengonsumsi makanan yang dikerubungi semut kerap menimbulkan dilema.

Di satu sisi, makanan tersebut tampak masih layak. Namun, kekhawatiran akan kesehatan setelah makan makanan disemuti juga sering muncul.

Beberapa orang biasanya memilih menyingkirkan semut dan memakan bagian yang terlihat masih bersih.

Namun, meski sudah dibersihkan, serangga berukuran sangat kecil ini tak jarang masih ada dan ikut tertelan masuk ke dalam tubuh.

Lantas, apa yang terjadi pada tubuh saat makan makanan disemuti?

Baca juga: Viral, Foto Semut Bisa Menyemburkan Air, Spesies Apakah Itu?

Semut bisa membawa masalah kesehatan

Dilansir dari laman Pest Control IQ, memakan makanan yang sudah dikerumuni semut bisa tidak aman bagi tubuh.

Meski tidak akan menginfeksi makanan secara langsung, semut dapat membawa beberapa masalah kesehatan, seperti diare, mual, dan muntah.

Sebenarnya, keluhan masalah kesehatan akibat mengonsumsi makanan yang disemuti tidak selalu terjadi.

Namun demikian, bagi beberapa orang dengan kondisi tubuh sensitif, efek samping setelah tak sengaja makan semut tersebut bisa saja terjadi.

Belum lagi, aroma makanan yang sudah dikerubungi semut biasanya berbeda. Kondisi ini tak jarang membuat selera orang berkurang, bahkan memicu mual.

Baca juga: 5 Tanaman yang Mengundang Semut

Infeksi parasit dan alergi

Di sisi lain, dikutip dari Healthline, mengonsumsi semut utuh berarti mengonsumsi mikrobiota atau bakteri ususnya.

Secara khusus, yakni parasit Dicrocoelium dendriticum yang dapat menginfeksi manusia pemakannya. Kendati demikian, kasus akibat parasit ini jarang terjadi.

Selain itu, tidak semua jenis semut juga bisa dimakan. Beberapa semut, seperti semut api dan semut jack jumper, memiliki organ yang menghasilkan racun.

Meski racun biasanya akan "mati" di saluran pencernaan, masih ada risiko sengatan di mulut atau kerongkongan, yang dapat menyebabkan reaksi alergi.

Baca juga: Cara Ampuh Mengusir Semut dari Tanaman

Kemungkinan tingkatkan kadar asam urat

Masih dari Healthline, penelitian menunjukkan bahwa semut bisa menjadi sumber purin yang dapat meningkatkan produksi asam urat dalam tubuh.

Kondisi ini kemungkinan merugikan penderita penyakit asam urat atau gout, yang harus membatasi konsumsi makanan berpurin.

Selain itu, penelitian lain menemukan, kitin yang terkandung dalam semut mungkin merupakan alergen atau berpotensi memicu alergi pada sebagian orang.

Semut mengandung nutrisi

Meski sebaiknya dihindari, serangga termasuk semut sebenarnya mengandung sejumlah protein tergantung spesiesnya.

Misalnya, larva dan telur semut rangrang menyediakan sekitar 7 gram protein per 100 gramnya.

Sebaliknya, semut pemotong daun dan semut hitam masing-masing mengandung rata-rata 42–53 gram dan 40–45 gram protein per 100 gram.

Bukan hanya itu, semut juga mengandung serat dan mineral, seperti zat besi, seng, magnesium, kalium, dan fosfor.

Adapun jenis serat paling umum pada semut adalah kitin, serat tidak larut yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

Baca juga: Hanya Ada 3 Tempat di Dunia yang Tidak Dihuni Semut, Mana Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Melihat Kekuatan Irak, Lawan Indonesia pada Perebutan Tempat Ketiga Piala Asia U23

Tren
8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

8 Tim yang Lolos Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024, Siapa Saja?

Tren
20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

20 Ucapan dan Twibbon Hari Buruh 1 Mei 2024

Tren
Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Wasit VAR Sivakorn Pu-Udom dan Kontroversinya di Piala Asia U23 2024

Tren
Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Penjelasan PVMBG soal Gunung Ruang Kembali Meletus, Bisa Picu Tsunami

Tren
100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com