Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rentetan Serangan Orca pada Kapal di Spanyol, antara Aksi Balas Dendam atau Permainan ala Paus

Kompas.com - 29/05/2023, 08:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawanan orca dilaporkan menyerang dan menenggelamkan sebuah kapal di lepas pantai Spanyol selatan.

Peristiwa itu menambah daftar panjang serangan paus pembunuh terhadap kapal sepanjang tahun ini di pantai Spanyol dan Portugis, seperti dilaporkan Reuters, Sabtu (27/5/2023).

Kelompok penelitian Atlantic Orca Working Group (GTOA) mengatakan, ada 20 insiden serupa pada bulan ini di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan Spanyol dan Maroko.

Sebelumnya, pada Kamis (25/5/2023) dini hari, sekelompok orca mematahkan kemudi dan menembus lambung kapal Mustique dalam perjalanan menunju Gibraltar.

"Serangan ini mendorong empat awaknya menghubungi otoritas Spanyol guna meminta bantuan," ujar juru bicara Layanan Penyelamatan Maritim.

Layanan tersebut kemudian mengerahkan kapal cepat tanggap dan sebuah helikopter yang membawa pompa lambung kapal untuk membantu kapal sepanjang 20 meter dengan bendera Inggris itu.

Baca juga: Oarfish Muncul di Cile, Benarkah Tanda Akan Ada Gempa dan Tsunami?


Serangan paus pembunuh sepanjang Mei

Masih pada Mei, kapal pesiar layar Alboran Champagne mengalami dampak serupa dari tiga paus pembunuh, sekitar setengah mil laut dari Barbate, Provinsi Cadiz, Spanyol.

Kala itu, seperti diberitakan Fox News, Sabtu, kapal tidak dapat ditarik karena terendam banjir dan dibiarkan terapung-apung hingga tenggelam.

Kapten kapal, Werner Schaufelberger pun mengatakan, dia melihat dua paus pembunuh yang lebih kecil meniru taktik menabrak ala orca yang lebih besar.

"Yang kecil mengguncang kemudi di belakang, sementara yang besar berulang kali mundur dan menabrak kapal dengan kekuatan penuh dari samping," kata dia.

"Dua orca kecil mengamati teknik yang lebih besar, dan dengan sedikit melesat, mereka juga menabrak perahu," sambungnya.

Di sisi lain, ahli kemudian menduga bahwa tindakan kawanan orca merupakan aksi balas dendam pemimpin betina yang bernama White Gladis.

Baca juga: Kisah Lolita, Orca yang Akhirnya Bebas Setelah 65 Tahun Terkurung di Akuarium Florida

White Gladis menderita, picu tingkah agresif

Ahli biologi kelautan Alfredo Lopez Fernandez mengatakan, betina paling tua yang menjadi pemimpin orca alias White Gladis, mungkin telah mengalami momen menderita.

Misalnya, kemungkinan tabrakan dengan perahu atau tertarik dengan tali pancing, sehingga membuatnya lebih agresif.

"Orca yang mengalami trauma itulah yang memulai perilaku kontak fisik dengan perahu itu," kata Fernandez kepada Live Science, Kamis (18/5/2023).

Fernandez melanjutkan, dirinya tidak menafsirkan bahwa orca tengah mengajari anak-anak untuk menabrak perahu.

Namun, perilaku meniru tersebut telah menyebar secara vertikal, kemudian kembali tersebar secara horizontal di antara mamalia dari keluarga lumba-lumba ini.

"Karena mereka menganggap itu sesuatu yang penting dalam hidup mereka," tambahnya.

Fernandez pun berspekulasi bahwa orca mungkin menganggap perilaku tersebut sebagai sesuatu yang menguntungkan, meski tetap memiliki risiko.

Baca juga: Viral, Unggahan Sebut Lumba-lumba Suka Bermain dengan Ikan Buntal agar Mabuk, Benarkah?

Bagian dari permainan

Sementara itu, perilaku tak biasa kawanan paus pembunuh bisa juga merupakan bagian dari permainan yang disebut "fad" oleh peneliti.

Hal tersebut disampaikan oleh peneliti orca di University of Washington dan organisasi nirlaba Wild Orca, Deborah Giles.

Sebagai informasi, fad adalah perilaku yang diprakarsai oleh satu atau dua individu, kemudian ditiru sementara oleh individu lain sebelum akhirnya ditinggalkan.

"Mereka adalah hewan yang sangat ingin tahu dan suka bermain, jadi ini mungkin lebih merupakan permainan daripada hal yang agresif," ungkapnya.

Bertambahnya jumlah serangan orca terhadap kapal turut meningkatkan kekhawatiran bagi para pelaut.

Kekhawatiran juga menghantui subpopulasi orca Iberia yang masuk dalam daftar terancam punah atau red list menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Penelitian 2022 mengatakan, berdasarkan sensus terakhir pada 2011, tercatat hanya ada 39 orca Iberia.

"Jika situasi ini berlanjut atau meningkat, bisa menjadi perhatian nyata bagi keselamatan pelaut dan masalah konservasi untuk subpopulasi paus pembunuh yang terancam punah ini," tulis peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com