Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Siswi SMP di Majalengka Pakai Baju Pengantin Saat Kelulusan Sekolah, Ini Ceritanya

Kompas.com - 26/05/2023, 16:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seorang siswa memakai pakaian pengantin saat menghadiri acara perpisahan sekolah, viral di media sosial TikTok.

Video tersebut dibagikan oleh akun TikTok @shin3yyaa pada Selasa (23/5/2023).

"Ga kerasa,tiba tiba lulus," tulis pengunggah.

Dalam video tersebut, tampak perempuan memakai pakaian seperti pengantin, lengkap dengan kebaya, siger atau mahkota, serta sanggul dihiasi enam rangkai kembang.

@shin3yyaa

ga kerasa,tiba tiba lulus

? suara asli - CB HASIL CABE - saya gandul

Respons warganet

Terkait unggahan tersebut, sejumlah warganet memberikan komentar dengan mengatakan peristiwa tersebut sebagai tradisi setiap sekolah saat acara kelulusan.

"Bukan nikah, biasanya yang jadi pengantin itu yang nilainya terbaik," kata akun @yesa****

"Ini emang setiap wisuda gini, buat upacara adat," tulis akun @nvidwir******

"Kalau di daerah Sunda kan tiap kelulusan pasti upacara adat mungkin si tetehnya jadi perwakilan buat jadi penganten upacara adatnya," ujar akun @awan*****

Hingga Jumat (26/5/2023), unggahan tersebut telah tayang sebanyak 9,9 juta kali, disukai 760.900 pengguna, dan mendapatkan 6.130 komentar.

Lalu, tradisi seperti apa yang sebenarnya dilakukan siswa tersebut?

Baca juga: Viral, Video Siswa SMP 5 Bogor Nyanyikan I Wanna Be Sedated Dipuji Drummer Ramones, Ini Ceritanya

Penjelasan pengunggah

Pengunggah video tersebut Alya Fitriyah (14) menjelaskan bahwa memakai pakaian pengantin di perpisahan sekolah menurutnya telah menjadi tradisi. 

Acara perpisahan tersebut terjadi di SMPN 1 Cikijing, Majalengka, Jawa Barat pada Sabtu (20/5/2023).

"Setiap tahun di sekolah saya daerah Cikijing, Majalengka ketika perpisahan sekolah sudah menjadi tradisi adanya upacara adat mapag panganten. Tentunya dalam acara ini harus ada pengantinnya," kata Alya kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023),

Mapag panganten

Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia Agus Aris Munandar menjelaskan, tradisi mapag penganten artinya menjemput, menyambut, atau mengelu-elukan dengan penuh kegembiraan kedatangan pangantin. 

Tradisi ini akan diselenggarakan dengan pertunjukkan kesenian rakyat, gamelan, tarian, dan makan-makan.

Agus juga menambahkan, upacara mapag pengantin dalam tradisi Sunda tidak hanya dilakukan pasangan mempelai yang akan menikah.

Namun juga dapat dilakukan pada waktu panen pertama tebu di perkebunan.

Pada saat itu petani akan memilih "tebu jantan dan tebu betina" lalu dihias dan diarak keliling pabrik gula serta permukiman sekitar pabrik.

Di desa-desa yang didominasi pesawahan, saat awal panen padi akan diadakan upacara mapag Dewi Sri di balai desa. Sri merupakan dewi padi dalam mitologi Hindu sekaligus istri Dewa Wisnu.

"Tradisi mapag panganten itu sudah lama, mungkin sejak zaman Hindu-Buddha di Jawa/Sunda, memasuki zaman kolonial," kata Agus. 

Hingga saat ini, mapag panganten ditujukan untuk mempelai yang akan menikah, wisuda sarjana, melepas kelulusan siswa, menyambut pejabat baru di suatu lingkungan, dan lain-lain.

"Intinya (untuk) menyambut dengan gembira hal-hal yang membahagiakan kehidupan (manusia)," jelasnya. 

 

Siswa berprestasi

Alya menjelaskan, siswa yang dipilih menjadi pengantin dalam prosesi mapag penganten merupakan sepasang siswa-siswi yang berprestasi di bidang akademik atau non-akademik.

Dia mengatakan, selama bersekolah dia aktif di organisasi OSIS dan Pramuka. 

"Nah, kebetulan saya dan teman saya terpilih menjadi siswa yang mewakili teman-teman menjadi pengantinnya," ujar dia.

Pihak sekolah kemudian akan menyediakan kebaya dan make up bagi kedua siswa tersebut. Mereka akan didandani sebelum acara dimulai.

Setelah didandani sebagai pengantin, kedua siswa-siswi tersebut kemudian akan diarak bersama para penari tradisional dalam kesenian Sunda bernama lengser.

Alya mengatakan, video yang viral tersebut merupakan momen ketika pengalungan medali atau setelah prosesi upacara adat selesai. 

Baca juga: Viral, Video Siswa SMP Modifikasi Tipp-Ex Bekas Jadi Mainan Motor Trondol, Bagaimana Caranya?

Tradisi masyarakat Sunda

Dihubungi terpisah, Sekretaris Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda (PDP-BS) Universitas Padjadajaran Teddi Muhtadin mengungkapkan bahwa benar tradisi mapag panganten tersebut merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Sunda.

Tradisi ini memang banyak dilaksanakan saat perpisahan sekolah.

"Kemungkinan, penyelenggaranya menganggap sekolah itu ibarat sebuah keluarga, guru adalah orang tuanya. Kelulusan para siswa ibarat perpisahan dengan keluarga inti untuk menempuh hidup baru. Tentu harus dilepas seperti melepas pengantin," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Menurutnya, dalam upacara perpisahan siswa, akan muncul kemeriahan seperti pada acara pernikahan. Karena itulah diadakan tradisi mapag panganten berupa tarian arak-arakan yang umum ada dalam serangkaian upacara pernikahan adat Sunda.

"Setahu saya yang disebut upacara mapag panganten merupakan kreasi baru," tambahnya.

Dosen di Program Studi Sastra Sunda, Fakultas Ilmu Budaya itu menyebut, kemungkinan mapag panganten baru muncul tahun 1960 atau 1970-an.

Kreatornya adalah almarhum Wahyu Wibisana, seorang sastrawan dan budayawan Sunda.

Baca juga: Viral, Video Siswa SMP Buka Jalur Damkar yang Kena Macet di Bogor Tuai Pujian Petugas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com