Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Kekeringan dan Memicu "Panic Buying" Air Minum, Bagaimana Indonesia?

Kompas.com - 22/05/2023, 15:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan, warga Malaysia tengah melakukan panic buying air minuman kemasan sebagai imbas dari kekeringan.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (21/5/2023), hujan yang jarang dan bendungan mengering membuat satu juta orang di Penang dan Kedah saling berebut air kemasan.

Kondisi di Negeri Jiran pun membuat warganet bertanya akan nasib Indonesia yang memiliki iklim relatif sama.

Pertanyaan tersebut salah satunya diutarakan warganet Twitter ini pada Minggu petang.

"Ini dari kemarin nemu video tentang ini terus di tiktek, ini kalo boleh tau mau ada kekeringan kenapa guys? Indo gak ikutan kena kekeringan juga kah? Kan gak jauh beda iklimnya," tulisnya.

Lantas, akankah Indonesia mengalami hal serupa dengan Malaysia?

Baca juga: Penyebab Sungai Muda Mengering yang Memicu Panic Buying Air Minum di Malaysia


Potensi curah hujan berkurang

Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supari menjelaskan, terdapat beberapa penyebab masalah air yang terjadi di Malaysia.

Dia melanjutkan, dari laporan berbagai media, dapat disimpulkan Malaysia mengalami krisis air akibat:

  • Berkurangnya curah hujan
  • Berkurangnya kapasitas bendungan yang menyebabkan penghentian layanan air bersih selama sehari
  • Terganggunya distribusi air pada Sungai Muda yang menyebabkan bendungan di bawahnya berkurang kapasitasnya.

"Artinya ada kombinasi antara faktor alam yaitu berkurangnya curah hujan, dan faktor teknologi yaitu gangguan pada sistem distribusi air Sungai Muda," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/5/2023).

Supari menyampaikan, kondisi iklim terkini menunjukkan peluang tinggi terjadinya El Nino di Indonesia. Oleh karena itu, kondisi berkurangnya curah hujan pun dapat terjadi di Indonesia.

Merujuk berbagai kajian ilmiah, lanjutnya, El Nino dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia, terutama pada Juni-November atau selama musim kemarau.

"Curah hujan dapat berkurang hingga 40 persen dari normalnya," ungkap Supari.

Baca juga: Krisis Air Hantui 3 Negara Bagian Malaysia, Sebabkan Panic Buying Air Minum

Tidak sampai panic buying seperti Malaysia

Kendati demikian, menurut Supari, kekeringan akibat berkurangnya curah hujan tidak sampai memicu krisis air bersih seperti di Malaysia.

"Apalagi sampai terjadi panic buying air minum kemasan," kata dia.

Lebih lanjut Supari menjelaskan, Indonesia sudah berkali-kali mengalami dampak El Nino. Bahkan pada 1997 dan 2015, El Nino terjadi dengan intensitas sangat kuat.

Saat itu, El Nino menyebabkan berkurangnya curah hujan yang sangat signifikan hingga beberapa daerah hanya menerima curah hujan sebanyak 10 persen dari normalnya.

"Meski pun sangat parah, El Nino 1997 dan 2015 tidak memicu terjadinya panic buying," tuturnya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu El Nino dan Dampaknya bagi Bumi

El Nino memicu kekeringan

El Nino adalah salah satu fenomena cuaca yang dapat memengaruhi curah hujan pada suatu wilayah.

Dikutip dari Kompas.com (26/4/2023), El Nino adalah suatu fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Bukan hanya Indonesia, fenomena El Nino juga berdampak pada kondisi iklim secara global.

El Nino dapat berdampak pada sebagian wilayah di Asia dan sebagian wilayah benua Australia, yakni berupa kemarau panjang.

Sebaliknya, di benua Amerika terutama bagian utara akan mengalami musim hujan cukup panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya

Cara Bikin Ucapan Idul Adha 2024 Pakai Aplikasi, Link Web, dan Fotonya

Cara Bikin Ucapan Idul Adha 2024 Pakai Aplikasi, Link Web, dan Fotonya

Tren
Resep Rendang Sapi Khas Minang, Sajian Istimewa Idul Adha 2024

Resep Rendang Sapi Khas Minang, Sajian Istimewa Idul Adha 2024

Tren
Polisi Jerman ke Suporter Inggris di Euro 2024: Isap Ganja Aja daripada Mabuk Bikin Rusuh!

Polisi Jerman ke Suporter Inggris di Euro 2024: Isap Ganja Aja daripada Mabuk Bikin Rusuh!

Tren
Densus 88 Tangkap Penjual Bubur Terduga Teroris di Karawang

Densus 88 Tangkap Penjual Bubur Terduga Teroris di Karawang

Tren
Tradisi Menelan Ikan Hidup di India Diklaim Bisa Sembuhkan Asma

Tradisi Menelan Ikan Hidup di India Diklaim Bisa Sembuhkan Asma

Tren
Warga AS Tangkap 'Channa Argus' Ikan Berkepala Ular, Hewan Apa Itu?

Warga AS Tangkap "Channa Argus" Ikan Berkepala Ular, Hewan Apa Itu?

Tren
Kumpulan Ucapan Selamat Idul Adha dalam Bahasa Arab dan Inggris Beserta Artinya

Kumpulan Ucapan Selamat Idul Adha dalam Bahasa Arab dan Inggris Beserta Artinya

Tren
Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 6 Tersangka Baru, Apa Perannya?

Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 6 Tersangka Baru, Apa Perannya?

Tren
Tangan dan Kaki Sering Kesemutan Pertanda Apa? Ini Penyebab yang Harus Diwaspadai

Tangan dan Kaki Sering Kesemutan Pertanda Apa? Ini Penyebab yang Harus Diwaspadai

Tren
Terlalu Banyak Minum Teh dan Kopi, Ini Efek Overdosis Kafein

Terlalu Banyak Minum Teh dan Kopi, Ini Efek Overdosis Kafein

Tren
Kapan Waktu Sarapan Terbaik untuk Kesehatan Tubuh?

Kapan Waktu Sarapan Terbaik untuk Kesehatan Tubuh?

Tren
Manfaat Jalan Kaki 20 Menit Setiap Hari, Apa Saja?

Manfaat Jalan Kaki 20 Menit Setiap Hari, Apa Saja?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 16-17 Juni

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 16-17 Juni

Tren
[POPULER TREN] PTN yang Masih Buka Seleksi Mandiri | Kriteria Pasien “Gawat Darurat” yang Ditanggung BPJS Kesehatan

[POPULER TREN] PTN yang Masih Buka Seleksi Mandiri | Kriteria Pasien “Gawat Darurat” yang Ditanggung BPJS Kesehatan

Tren
Mengapa Las Vegas Dijuluki sebagai 'Sin City' atau Kota Dosa?

Mengapa Las Vegas Dijuluki sebagai "Sin City" atau Kota Dosa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com