Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bidan Papua Membawa Ibu Hamil ke RS, Berjalan Melewati Jembatan Rusak, Belasan Jam Naik Perahu Menyusuri Sungai dan Rawa

Kompas.com - 05/05/2023, 16:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Laki-laki tersebut menjelaskan, anaknya sudah lahir sejak pukul 23.00, namun plasenta bayi belum juga keluar.

"Mendengar itu saya langsung kaget dan mengambil semua peralatan medis yang akan saya pakai, dan saat itu saya langsung menuju ke rumah pasien tersebut," kata Wike kepada Kompas.com, Kamis (4/5/2023).

Saat sampai di lokasi, Wike segera mengecek kondisi pasien dan mendapati bahwa ibu tersebut memiliki bayi kembar, namun anak kedua dari ibu tersebut tidak bisa lahir dengan normal karena letaknya yang melintang.

Usai berkonsultasi dengan dokter, Wike kemudian berinisiatif merujuk pasien ke rumah sakit kabupaten.

Baca juga: Terungkap, Identitas dan Motif Pelaku Pembunuhan Dokter Mawar di Papua

Perjalanan yang penuh perjuangan

Di sinilah, petualangan mendebarkan itu dimulai. Proses membawa pasien ke rumah sakit membutuhkan perjuangan yang sangat berat.

Lantaran alat transportasi satu-satunya yang bisa dipakai adalah perahu atau yang dikenal penduduk sekitar dengan nama speed.

Untuk mendapatkan speed ini juga bukan hal yang mudah, Wike harus terlebih dahulu mencari pinjaman yang memakan waktu cukup lama.

"Puji Tuhan ada seorang bapak yang bersedia meminjamkan armadanya (speed) kepada saya untuk saya gunakan merujuk pasien tersebut," tutur Wike.

Selanjutnya, untuk bisa sampai ke dermaga pelabuhan desa, pasien harus dibawa menggunakan tandu, lantaran tak ada kendaraan.

"Dari rumah ke dermaga melewati jembatan yang sudah agak rusak itu, pakai tandu diangkat oleh beberapa orang anggota keluarga," cerita Wike.

Menggunakan tandu, perjalanan dari rumah ke dermaga harus ditempuh selama 20-30 menit. Setelah tiba di dermaga, pasien selanjutnya dibawa menggunakan perahu atau speed.

Baca juga: Mengapa Masalah KKB di Papua Tak Kunjung Teratasi?

Dalam perjalanannya via jalur air, mereka harus melewati hutan. Di tengah perjalanan, mereka mengalami kesulitan karena harus menembus rumput liar rawa-rawa.

"Rumput-rumput liar di sini disebut tebu rawa, rumput itu menjalar dan membentuk daratan menutupi kali," kata dia.

Melewati tebu rawa bukanlah hal yang mudah. Perahu sempat beberapa kali terjebak. Untungnya, ada beberapa orang yang datang membantu mereka keluar dari tebu rawa.

"Seandainya tidak ada mereka kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Mungkin kami akan bermalam di tempat tersebut," kenangnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Ramai soal Video WNA Sebut IKN 'Ibukota Koruptor Nepotisme', Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Ramai soal Video WNA Sebut IKN "Ibukota Koruptor Nepotisme", Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Tren
Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Tren
Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Tren
Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Tren
Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Tren
Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Daftar PTN yang Menerima KIP Kuliah Jalur Mandiri, Biaya Studi Bisa Gratis

Tren
KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

KAI Kembali Operasikan KA Mutiara Timur, sampai Kapan?

Tren
Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Ramai soal La Nina Penyebab Hujan Turun Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Pulang Rawat Inap atas Permintaan Sendiri Tak Dijamin BPJS Kesehatan

Tren
Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Menko PMK Usul Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos, Apa Alasannya?

Tren
Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?

Termasuk Infeksi yang Sangat Menular, Apa Itu Penyakit Difteri?

Tren
Syarat dan Cara Mengurus KTP Hilang ke Kantor Dukcapil

Syarat dan Cara Mengurus KTP Hilang ke Kantor Dukcapil

Tren
Buntut Pengeroyokan Bos Rental Mobil, Polisi Sita 33 Motor dan 6 Mobil Bodong di Sukolilo Pati

Buntut Pengeroyokan Bos Rental Mobil, Polisi Sita 33 Motor dan 6 Mobil Bodong di Sukolilo Pati

Tren
Ahli Temukan Penangkal Racun Laba-laba 'Black Widow' dari Antibodi Manusia

Ahli Temukan Penangkal Racun Laba-laba "Black Widow" dari Antibodi Manusia

Tren
Cara Menghitung Skor UTBK SNBT 2024 untuk Mendaftar Jalur Mandiri

Cara Menghitung Skor UTBK SNBT 2024 untuk Mendaftar Jalur Mandiri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com