Anwar menuturkan, pelaku disebut mengaku dirinya sebagai nabi. Pelaku juga disebut sebelumnya telah dua kali mendatangi Kantor MUI.
"Kepala kantor menceritakan bahwa orang yang bersangkutan itu sudah dua kali datang ke MUI, ini kali ketiga katanya, dan dia mendakwakan dirinya sebagai nabi," jelas dia.
Pihaknya juga menjelaskan, pelaku diduga berasal dari Lampung dan ingin bertemu dengan Ketua MUI.
Saat datang ke kantor MUI, pelaku bertemu dengan staf penerima tamu di lobi Kantor MUI. Setelah itu, terjadilah penembakan sebanyak tiga kali.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI Arif Fahrudin mengatakan, pelaku sebelumnya juga telah dua kali mengirim surat ancaman ke Kantor MUI.
Namun, ia tidak mengungkapkan secara detail isi ancaman tersebut.
"Dua kali dia sudah mengirimkan surat ancaman. Ini ketiga kali datang ke sini lalu terjadilah seperti ini," kata Arif.
Insiden penembakan itu mengakibatkan seorang karyawan terluka di bagian punggung karena pantulan peluru.
Korban selanjutnya dilarikan ke rumah sakit di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan untuk mendapatkan perawatan.
Selain itu, ada pula pegawai MUI yang dilaporkan terluka karena menabrak pintu kaca setelah panik.
Terduga pelaku penembakan segera ditangkap dan dibekuk oleh lima orang pegawai MUI.
Saat diringkus, terduga pelaku sempat pingsan dan dilarikan ke Puskesmas sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter.
"Pelakunya sudah meninggal," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komaruddin, dikutip dari Kompas.com, Selasa.
Meskipun begitu, belum dijelaskan penyebab kematian terduga pelaku. Hasil penyelidikan awal, terduga pelaku beraksi seorang diri.
"Masih kami dalami sebentar ya. Saya cek dulu," ucapnya.
Baca juga: Mengapa Banyak Kasus Penembakan Massal di Amerika Serikat?
Pihak kepolisian menemukan barang bukti berupa senjata api yang jika dilihat dari bentuk dan butiran pelurunya mirip dengan airsoft gun.
"Dugaannya seperti itu," kata Komaruddin.
Komaruddin juga belum bisa menjelaskan terkait motif penembakan yang dilakukan pelaku. Pihaknya mengaku masih mendalami insiden tersebut.
Kasus tersebut kini dalam proses penyelidikan jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda Metro Jaya.
(Sumber: Kompas.com/Yefta Christopherus Asia Sanjaya, Singgih Wiryono, Diva Lufiana Putri, Tria Sutrisna | Editor: Diamanty Meiliana, Novianti Setuningsih, Sari Hardiyanto, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Jessi Carina).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.