KOMPAS.com - Setiap manusia yang masih hidup, memiliki denyut nadi yang bisa diukur.
Sebagaimana dikutip dari laman Cleveland Clinic, denyut nadi adalah tekanan di arteri yang naik sebentar saat jantung memompa darah untuk menjaga sirkulasi tetap berjalanan.
Secara teknis, denyut nadi sebenarnya berbeda dengan detak jantung.
Detak jantung menandakan seberapa cepat jantung Anda berdetak pada waktu tertentu, sementara denyut nadi menggambarkan bagaimana Anda bisa merasakan detak jantung Anda.
Namun dikutip dari Healthwire, saat membandingkan denyut nadi dan detak jantung, sebenarnya tidak ada perbedaan besar antara keduanya.
Denyut nadi dapat diukur dengan menggunakan metode yang sama seperti detak jantung karena denyut nadi seseorang sangat mirip dengan detak jantung.
Mengukur denyut nadi penting dilakukan karena merupakan indikator kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Baca juga: Bisakah Terkena Serangan Jantung Saat Tidur?
Untuk menghitung denyut nadi, caranya berbeda-beda tergantung di mana lokasi yang akan dihitung.
Berikut dua lokasi tubuh untuk menghitung denyut nadi:
Untuk menghitung denyut nadi di tangan caranya yakni:
Untuk menghitung denyut nadi di leher, caranya yakni sebagai berikut:
Baca juga: 8 Makanan yang Harus Dihindari Setelah Terkena Serangan Jantung
Selain di lokasi tersebut, denyut nadi sebenarnya juga bisa ditemukan di lokasi berikut:
Baca juga: Gejala Serangan Jantung yang Jadi Penyebab Kematian Carlo Saba Personel Kahitna
Setelah Anda menemukan denyut nadi Anda, selanjutnya Anda dapat menghitung denyut nadi dalam 60 detik.
Adapun beberapa cara mengukurnya, yakni:
Angka yang didapat dari salah satu dari ketiga metode ini adalah detak per menit yang merupakan denyut nadi atau detak jantung Anda dalam satuan bpm.
Denyut nadi saat kondisi istirahat yang normal berbeda-beda tergantung dari usia dan kesehatan seseorang.
Berikut kisaran denyut nadi yang normal dalam kondisi istirahat: