Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Temuan Formalin pada Hidangan Jokowi di Labuan Bajo

Kompas.com - 28/04/2023, 11:18 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada sebuah insiden tidak mengenakkan ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang liburan bersama keluarganya di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di tengah-tengah liburannya, Jokowi bersama keluarga disebut hampir menyantap buah mengandung formalin.

Makanan itu berasal dari salah satu tempat makan yang berada di kawasan Labuan Bajo.

Baca juga: Cara Cek Bahan Pangan yang Bebas Formalin, Boraks dan Pewarna Tekstil

Kandungan makanan berformalin ini pertama kali ditemukan oleh Tim Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) setelah melakukan uji sampel pangan.

Menurut Kepala Loka POM Manggarai Barat Andirusmin Nuryadin, timnya menemukan kandungan formalin itu tiga jam sebelum dihidangkan ke Jokowi.

Pengujian hidangan itu dilakukan menggunakan peralatan uji cepat (rapid test kit).

"Ditemukan tiga jam sebelum jam makan Bapak Presiden sehingga bahan yang mengandung formalin itu dipisahkan," kata Andirusmin, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Baca juga: Sampel Makanan yang Mengandung Formalin di Labuan Bajo Akan Diuji di Laboratorium Kupang


Satu sampel makanan berformalin

Ia menuturkan, hanya ada satu sampel makanan yang mengandung formalin, selebihnya dipastikan aman.

Setelah menemukan adanya kandungan formalin, ia kemudian menyerahkannya kepada Paspampres.

"Selanjutnya diserahkan ke Paspampres untuk mengambil tindakan. Kami hanya lakukan pengujian sample," jelas dia.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Sinovac untuk Kelinci Percobaan, Mengandung Boraks dan Formalin

Kendati demikian, ia tidak merinci jenis buah yang mengandung formalin tersebut.

Andirusmin menjelaskan, hidangan makanan presiden harus terhindar dari bahan berbahaya, sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (SOP).

Di antara bahan-bahan berbahaya tersebut adalah sianida, nitrit, arsen, timbal, formalin, borak, methanil yellow, dan rhodamin B.

"Itu hanya sebatas identifikasi, untuk memastikan apa betul ada kandungan berbahaya harus dilakukan uji lanjut di Balai POM di Kupang untuk memastikan," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Hampir Konsumsi Makanan Berformalin di Labuan Bajo, Begini Kata Wagub NTT

Sidak restoran di Labuan Bajo

Foto : Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komjen. Pol. Gatot Eddy Pramono, melakukan peninjauan di sejumlah titik venue KTT ASEAN Summit 2023 guna memastikan persiapan dan kesiapan sarana maupun prasarana, pada Rabu (26/04/2023) kemarinDokumen Polres Manggarai Barat Foto : Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komjen. Pol. Gatot Eddy Pramono, melakukan peninjauan di sejumlah titik venue KTT ASEAN Summit 2023 guna memastikan persiapan dan kesiapan sarana maupun prasarana, pada Rabu (26/04/2023) kemarin

Akibat insiden itu, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat langsung melakukan sidak di restoran yang berada di Labuan Bajo.

Sidak ini dipimpin langsung oleh Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng, serta Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Manggarai Barat Gabriel Bagung.

Tim Loka POM juga mengambil sampel beberapa jenis makanan di sejumlah restoran, termasuk di antaranya di Restoran Primarasa, Restoran Mai Ceng'go, dan Restoran La Moringa.

Menurut Wakil Bupati Yulianus Weng, sidak ini dilakukan setelah adanya kandungan formalin pada makanan yang akan disantap Jokowi.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Taman Nasional Komodo

Selain itu, pihaknya juga ingin memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.

Pasalnya, Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN Summit ke-42 yang berlangsung pada 9-11 Mei 2023.

"Kita mau pastikan bahwa makanan yang ada di Manggarai Barat ini, terutama restoran bebas dari makanan dan minuman yang mengandung formalin," ujar Yulianus.

Jika ada temuan yang mengandung bahan berbahaya, pihaknya akan menindak tegas restoran tersebut.

Baca juga: Perbandingan Spesifikasi Kendaraan Tempur dan Taktis Buatan Pindad: Anoa 6x6, Komodo 4x4, hingga Panser 8x8

(Sumber: Kompas.com/Nansianus Taris | Editor: Dita Angga Rusiana, Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com