Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Membentuk Pemerintahan yang Proaktif dan Responsif

Kompas.com - 21/04/2023, 16:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Partisipasi dan aksi kolektif masyarakat sangat penting dalam memberikan tekanan kepada pejabat publik untuk bertanggung jawab dan memperbaiki kinerja. Tindakan seperti unjuk rasa, kampanye, dan aksi sosial lainnya dapat menjadi sarana untuk memperlihatkan keberpihakan masyarakat terhadap tindakan pemerintah dan menjadi dorongan bagi pejabat publik untuk bertindak dengan baik.

Dalam hal ini, masyarakat juga harus diberikan kebebasan untuk memberikan kritik dan masukan terhadap kinerja pemerintah, tanpa harus takut atau terintimidasi. Dengan begitu, tercipta suasana yang kondusif dan partisipatif dalam proses pembangunan, dan pemerintah dapat memperbaiki diri dengan lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Namun, perbaikan dalam sistem pengawasan dan penegakan hukum saja tidak cukup untuk mengatasi fenomena pemerintahan reaktif. Diperlukan perubahan paradigma dari pemerintahan reaktif menjadi pemerintahan pro-aktif, yaitu kebijakan yang proaktif dalam menangani masalah sebelum menjadi besar dan merugikan masyarakat.

Pemerintah dan lembaga negara harus memperkuat sistem pengawasan dan pemantauan secara berkala, sehingga masalah dapat terdeteksi secara dini dan dapat diatasi sebelum menjadi besar dan merugikan masyarakat.

Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat peran dan kewenangan lembaga-lembaga seperti BPK, Ombudsman, dan LPSK dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja lembaga negara dan penegakan hukum.

Selain itu, perlu dilakukan penguatan pada sistem pengaduan publik yang dapat diakses oleh masyarakat secara mudah dan transparan, serta direspons dengan cepat dan serius oleh pemerintah dan lembaga negara terkait. Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk melaporkan masalah yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan memberikan tekanan kepada pemerintah dan lembaga negara untuk bertindak proaktif.

Pemerintah dan lembaga negara juga perlu memperkuat keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan dan program pemerintah. Keterlibatan masyarakat akan memudahkan pemerintah memahami kebutuhan dan aspirasi masyarakat, sehingga kebijakan yang dihasilkan dapat lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Terakhir, untuk mengubah paradigma dari pemerintahan reaktif menjadi pemerintahan pro- aktif diperlukan komitmen dan kesadaran dari pemerintah, lembaga negara, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan tata kelola yang baik dan responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Hal itu akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga negara, serta menciptakan kondisi yang kondusif bagi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanannya dari BSI ke Bank Lain

Alasan Muhammadiyah Alihkan Dana Simpanannya dari BSI ke Bank Lain

Tren
Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Hutan Kamboja via Google Maps, Ini Faktanya

Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Hutan Kamboja via Google Maps, Ini Faktanya

Tren
Kronologi Kompleks Kejagung Diduga Diintai Drone, Selang 2 Minggu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Kronologi Kompleks Kejagung Diduga Diintai Drone, Selang 2 Minggu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

Tren
Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Cerita Para Pemilik Tapera, Pencairan Sulit, Selalu Diminta Menunggu, Perhitungannya Pun Tak Jelas

Tren
10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

10 Gejala Malaria yang Perlu Anda Waspadai, Salah Satunya Nyeri Otot

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Irak Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Selain Kepala Otorita Mundur, Berikut 5 Sorotan soal Pembangunan IKN

Tren
Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Minum Apa biar Gula Darah Cepat Turun? Coba 6 Rebusan Berikut

Tren
Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 6-7 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

[POPULER TREN] Instansi dengan Formasi CPNS 2024 Terbanyak | Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius

Tren
Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Rahasia Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan

Tren
Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com