Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Lebaran Sabtu, Bolehkah Jumat Ikut Tidak Berpuasa?

Kompas.com - 18/04/2023, 15:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebaran tahun ini berpotensi mengalami perbedaan antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Seperti diketahui, Muhammadiyah sebelumnya lebih dulu telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat (21/4/2023), berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal.

Ketentuan tersebut tertuang di dalam Hasil Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 23 Desember 2022.

Sementara lebaran versi pemerintah berpotensi akan jatuh pada Sabtu (22/4/2023). Hal ini berdasarkan hasil perhitungan astronomi, bahwa posisi hilal pada saat pelaksanaan rukyatul hilal berada pada 1-2 derajat di atas ufuk, dengan sudut elongasi di bawah 3 derajat.

Angka itu masih jauh di bawah kriteria baru MABIMS, yakni ketinggian hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat.

Baca juga: Link Live Streaming Pantauan Arus Mudik Lebaran 18 April 2023


Dengan adanya potensi perbedaan ini, bolehkah umat Islam tidak berpuasa pada Jumat, meski baru mengikuti lebaran atau Shalat Id pada Sabtunya?

Penjelasan MUI

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh mengatakan, umat Islam yang menggunakan ijtihad dengan patokan wujudul hilal dan meyakini Idul Fitri jatuh pada Jumat, maka baginya tidak boleh berpuasa di hari tersebut.

Sementara, bagi umat Islam yang menggunakan ijtihad dengan landasan rukyah atau hisab imkanur rukyah kriteria ketinggian hilal 3 derajat dan meyakini Idul Fitri pada Sabtu, maka hari Jumatnya tetap wajib berpuasa.

"Yang meyakini serta mengikuti pandangan bahwa Idul Fitri jatuh hari Sabtu, maka pelaksanaan shalat Idul Fitri dilaksanakan pada Sabtu dan tidak boleh berpuasa di hari Sabtu tersebut, sedangkan di hari Jumatnya masih wajib berpuasa," kata Niam seperti rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/4/2023).

Baca juga: Jika Idul Fitri Jatuh pada Jumat, Apakah Masih Wajib Shalat Jumat?

Ribuan orang menguikuti shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H di Diamond Venues, Sydney, Australia, pada Senin (2/5/2022). Konsulat Jenderal RI Sydney Ribuan orang menguikuti shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H di Diamond Venues, Sydney, Australia, pada Senin (2/5/2022).

Ia menuturkan, penentuan awal bulan kalender Hijriah merupakan wilayah ijtihadiyah yang berpotensi terjadinya beda pendapat di antara ulama.

Dalam konteks penentuan awal Syawal 1444 H, Ni'am meminta umat Islam menunggu hasil sidang isbat yang dilakukan oleh pemerintah.

"Mengingat untuk 1444 H ini hilal berada dalam ketinggian yang berada dalam majal al-ikhtilaf (wilayah perbedaan pendapat), maka dipastikan akan terjadi perbedaan waktu penetapan hari raya Idul Fitri," jelas dia.

Karena itu, Ni'am menganggap perlu adanya semangat saling menghormati atas perbedaan tersebut.

Menurutnya, perbedaan yang didasarkan pada petimbangan ilmu akan melahirkan kesepahaman (tafahum), bukan pertentangan (tanazu') dan permusuhan ('adawah).

Baca juga: Lokasi Shalat Idul Fitri 21 April di DKI Jakarta Beserta Khatibnya

Berpuasa sesuai keyakinannya

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhammad Ziyad menambahkan, umat Islam yang lebaran atau Shalat Id pada Jumat tidak boleh berpuasa di hari Jumat tersebut. 

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com