Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Unggahan Sebut Satu Kabupaten "Otw" Penyakit Paru-paru karena Jalanan Berdebu di Sleman, Ini Kata Dokter soal Dampak

Kompas.com - 12/04/2023, 16:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Dampak jangka pendek ketika seseorang hanya sesekali menghirup debu jalanan, sedangkan dampak jangka panjang saat menghirup debu jalanan terus menerus, setiap hari, hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Baca juga: Ramai soal Resep Herbal untuk Menyehatkan Paru-paru, Ini Kata Dokter

Dampak polusi udara

Agus mengatakan, debu jalanan termasuk dalam polusi udara luar ruangan.

“Dalam debu-debu ini terkandung partikel-partikel halus yang disebut partikulat matter (PM),” ujarnya, terpisah.

Jika terus menerus terpapar debu jalanan, kata Agus, akan sangat membahayakan bagi kesehatan paru-paru dan pernapasan.

“Data WHO ada kok, polusi udara berkontribusi tinggi pada kematian,” ujarnya.

Berikut dampak jangka pendek seperti dijelaskan oleh Agus:

  • Iritasi saluran napas, menimbulkan keluhan bersin-bersin, hidung berair, sakit tenggorokan, batuk, dan sesak napas.
  • Serangan asma dan PPOK.
  • Risiko infeksi saluran napas akut (ISPA).

Sedangkan dampak jangka panjangnya, yakni:

  • Penurunan fungsi paru.
  • Risiko terjadi asma akut, bronchitis kronik, dan PPOK pada populasi yang belum sakit penyakit ini.
  • Kanker paru.
  • Penyakit paru interstitial.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Ini Cara Mencegah Infeksi Pernapasan

Pencegahan dampak dari debu jalanan

Agus yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) membagi cara mencegah menjadi tiga kategori, yakni primer, sekunder, dan tersier.

Berikut penjelasan dari masing-masing kategori tersebut:

1. Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah cara mencegah bagi yang belum terkena dampak kesehatan agar tidak sakit. Sebagai berikut:

  • Mengurangi polusi udara misalnya beralih ke angkutan masal ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik.
  • Tidak menambah polusi, seperti tidak membakar sampah sembarangan.
  • Menurunkan risiko terhirup debu tersebut dengan mengurangi aktivitas luar ruangan bila sedang banyak debu.
  • Menggunakan masker saat beraktivitas luar ruangan.
  • Untuk yang tinggal di area pinggir jalan, sediakan air purifier (penjernih udara) dalam rumah untuk memfilter debu halus yang masuk dari luar ke rumah.

Baca juga: 11 Gejala Kanker Paru-paru pada Wanita, Salah Satunya Nyeri Punggung

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah pencegahan untuk mendeteksi dini dan pengobatan dini. Sebagai berikut:

  • Rutin check up berkala dengan setahun sekali.
  • Tetap menggunakan masker saat ke lua ruangan.

3. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier adalah bertujuan untuk mencegah kecacatan dan risiko kematian bagi yang sudah terdampak.

  • Berobat rutin.
  • Hindari area polusi bila beraktivitas agar tidak semakin parah.
  • Gunakan masker saat ke luar ruangan.
  • Tidak merokok, karena dapat memperburuk penyakit.

Baca juga: Cara Mengatasi Sesak Napas, Lakukan Hal-hal Sederhana Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com