Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Hipertensi Pulmonal: Jenis, Penyebab, hingga Pengobatannya

Kompas.com - 10/04/2023, 08:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Pengobatan hipertensi pulmonal

Jika seseorang didiagnosis menderita hipertensi paru, dokter akan berbicara kepada pasien untuk meminta menjaga pola hidup yang sehat atau pilihan pengobatan yang bisa dilakukan.
Pola hidup sehat tersebut meliputi:

  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi
  • Berhenti merokok
  • Kurangi konsumsi alcohol
  • Istirahat yang cukup
  • Menjaga berat badan yang ideal

Sedangkan dikutip dari WebMD, pengobatan pertama yang bisa dilakukan dengan terapi oksigen, membantu untuk menghindari sesak napas dan memiliki kadar oksigen rendah dalam darah.

Jika berisiko mengalami pembekuan darah, dokter akan merekomendasikan obat pengencer darah atau obat untuk meningkatkan seberapa baik jantung untuk bekerja.

Apabila seseorang memiliki hipertensi paru yang parah, dokter mungkin meresepkan obat penghambat saluran kalsium untuk menurunkan tekanan darah.

Dokter akan memberikan obat untuk membuka pembuluh darah yang menyempit jika penghambat saluran kalsium tidak cukup.

Obat tersebut berupa pil (ambrisentan, bocentan, macitentan, riociguat, selexipag, sildenafil, tadalafil, Treprostinil), inhaler (iloprost tromethamine, Treprostinil), dan obat infus (natrium epoprostenol, Treprostinil).

Dalam kasus yang parah atau jika obat-obatan tidak membantu, dokter akan merekomendasikan transplantasi paru-paru atau prosedur yang disebut septosomi atrium.

Namun operasi tersebut mempunyai efek samping yang serius.

Baca juga: 10 Cara Mencegah dan Meredakan Hipertensi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arab Saudi Uji Coba Taksi Terbang Tanpa Awak di Musim Haji 2024

Arab Saudi Uji Coba Taksi Terbang Tanpa Awak di Musim Haji 2024

Tren
Kapan Waktu yang Tepat Calon Karyawan Bertanya soal Gaji?

Kapan Waktu yang Tepat Calon Karyawan Bertanya soal Gaji?

Tren
Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 70? Berikut Jadwal, Cara Daftar, Syaratnya

Kapan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 70? Berikut Jadwal, Cara Daftar, Syaratnya

Tren
Menko PMK Sebut Judi Online Bahaya, tapi Korbannya Akan Diberi Bansos

Menko PMK Sebut Judi Online Bahaya, tapi Korbannya Akan Diberi Bansos

Tren
KA Blambangan Ekspres dan Banyubiru Kini Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Cek Tarifnya

KA Blambangan Ekspres dan Banyubiru Kini Gunakan Kereta Ekonomi New Generation, Cek Tarifnya

Tren
Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Jemaah Haji Indonesia Berangkat ke Arafah untuk Wukuf, Ini Alur Perjalanannya

Tren
Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Cara Mengubah Kalimat dengan Format Huruf Besar Menjadi Huruf Kecil di Google Docs

Tren
Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Lolos SNBT 2024, Ini UKT Kedokteran UGM, Unair, Unpad, Undip, dan UNS

Tren
Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Cara Daftar KIP Kuliah Jalur Mandiri PTN 2024, Klik kip-kuliah.kemdikbud.go.id

Tren
Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Cara Cek Lokasi Faskes dan Kantor BPJS Kesehatan Terdekat secara Online

Tren
Ramai soal Video WNA Sebut IKN 'Ibukota Koruptor Nepotisme', Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Ramai soal Video WNA Sebut IKN "Ibukota Koruptor Nepotisme", Jubir OIKN: Bukan di Wilayah IKN

Tren
Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Pos Indonesia Investasi Robot untuk Efisiensi Gaji, Ekonom: Perlu Analisis Lagi

Tren
Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Jawaban Anies soal Isu Duet dengan Kaesang, Mengaku Ingin Fokus ke Koalisi

Tren
Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Denmark Tarik Peredaran Mi Samyang karena Terlalu Pedas, Bagaimana dengan Indonesia?

Tren
Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Lolos SNBT 2024, Apakah Boleh Tidak Diambil? Ini Penjelasannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com