Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Telur Naik, Warga AS Buat Tren Melukis dan Berburu Kentang Paskah

Kompas.com - 04/04/2023, 10:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paskah merupakan peringatan hari kebangkitan Yesus Kristus, Sang Juru Selamat.

Umat Kristen secara tradisi merayakan hari ini dengan berburu telur Paskah.

Namun uniknya, di tahun ini, warga Amerika Serikat mulai beralih mengganti kebiasaan berburu telur Paskah dengan berburu kentang Paskah.

Apa alasannya?

Baca juga: Mengapa Paskah Identik dengan Telur? Begini Sejarahnya


Harga telur mahal

Ilustrasi telurSHUTTERSTOCK/MasAnyanka Ilustrasi telur
Japan Today melaporkan, harga bahan makanan mengalami kelonjakan tajam di Amerika Serikat pada 2023. Salah satu makanan yang harganya naik adalah telur.

Padahal, di April 2023, umat Kristen akan mengadakan tradisi berburu telur Paskah. Untuk mengatasi harga telur yang mahal, banyak keluarga di sana beralih dengan mengecat kentang Paskah.

Kentang merupakan makanan yang terjangkau dan bergizi. Sayuran ini juga mudah dihias atau dicat selayaknya telur Paskah. Akibatnya, banyak keluarga memilih berpaling menggunakan kentang untuk perayaan Paskah di tahun ini.

“Sebagai ibu dari dua anak, saya selalu mencari aktivitas baru. Ide melukis kentang membuat saya tertawa, tapi sejujurnya, ini sangat menyenangkan,” kata direktur pemasaran Potatoes USA, Marisa Stein.

“Anak-anak saya suka bereksperimen dengan desain yang berbeda. Itu konyol dan cara yang bagus untuk menghabiskan waktu bersama keluarga saya," lanjutnya.

Baca juga: Meriahnya Tradisi Paskah dari Berbagai Belahan Dunia

Kentang hias

@letslearnaboutscience Am I alone here? Is this a millenial thing? #millennial #millennialsoftiktok #easter #easteregg #eastereggs #easterpotatoes #amialone #didimisssomething ? original sound - letslearnaboutscience

Seperti telur Paskah yang berwarna-warni, keluarga di AS juga akan menghias kentang Paskah. Mereka bahkan memamerkan karya seni tersebut melalui media sosial.

Dilansir dari The Tribune, warga AS menggunakan cat yang dapat dimakan dan pewarna makanan berbahan dasar air untuk mewarnai kentang.

Mereka akan mencelupkan kentang dengan pewarna makanan untuk warna yang lebih terang. Lalu, menimpa cat itu dengan lukisan dari pewarna makanan agar semakin cantik.

Ada juga keluarga yang menggunakan cat tradisional dari toko kerajinan lokal untuk melukis kentang. Sayuran ini memiliki permukaan halus sehingga mudah dihias.

Kegiatan seni ini menyenangkan sekaligus menjadi ajang memamerkan karya artistik mereka.

Seperti labu yang dipahat saat Halloween, kentang juga memiliki masa simpan yang panjang. Ini membuat kentang tahan lebih lama saat dipajang.

Baca juga: Sejarah Paskah dan Perayaannya di Indonesia

Halaman:

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com