KOMPAS.com – Umat Kristen dan Katolik di Indonesia merayakan hari Paskah yang jatuh pada Minggu (17/4/2022).
Hari Paskah diperingati untuk merayakan kebangkitan Yesus Kristus sebagaimana tertulis di dalam Perjanjian Baru yang menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi tiga hari setelah Yesus disalibkan oleh orang Romawi dan meninggal sekitar 30 M.
Perayaan ini biasanya identik dengan telur paskah yang disantap atau dihias dengan cat berwarna-warni.
Sebenarnya tak hanya telur, hari Paskah juga identik dengan kelinci paskah, permen paskah, hingga bunga lili paskah.
Lantas mengapa telur identik dengan hari Paskah?
Baca juga: Link Twibbon Paskah 2022 dan Waktu yang Tepat Ucapkan Selamat Paskah
Paskah merupakan tanggal penting dalam Kalender Kristen. Hal tersebut sebagaimana tertulis di dalam Perjanjian Baru bahwa hari Paskah merupakan hari penting kebangkitan Yesus Kristus.
Diberitakan sebelumnya oleh Kompas.com, Yesus ditangkap oleh otoritas Romawi lantaran mengaku sebagai "Anak Allah."
Beberapa orang Romawi memandangnya sebagai ancaman bagi kekaisaran.
Oleh karena itu, Yesus dijatuhi hukuman mati dengan cara disalib oleh Pontius Pilatus, prefek Romawi di Provinsi Yudea dari 26 hingga 36 M.
Penyaliban Yesus ini diperingati oleh umat Kritiani sebagai hari raya Jumat Agung (Jumat sebelum Paskah).
Kemudian kebangkitan Yesus, yakni tiga hari setelah penyalibannya, diperingati sebagai hari Paskah.
Baca juga: Meriahnya Tradisi Paskah dari Berbagai Belahan Dunia
Telur paskah merupakan salah satu tradisi yang hingga kini masih digunakan dalam memperingati hari Paskah.
Dilansir dari TIME, asal usul telur Paskah dimulai di Eropa pada Abad Pertengahan. Namun, tradisi tersebut diperkirakan bukan berasal dari umat Kristiani. Telur paskah pertama justru diyakini berasal dari agama yang berbeda.
Carole Levin, Profesor Sejarah dan Direktur Program Studi Abad Pertengahan dan Renaissance di Universitas Nebraska mengatakan, banyak pakar meyakini bahwa telur Paskah berasal dari festival Anglo-saxon.
Yaitu dari sebuah festival yang merupakan perayaaan Dewi Eastre yang diperingati setiap musim semi. Festival ini dianggap sebagai kebangkitan alam setelah musim dingin.