Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mewabah di Sejumlah Daerah, Kenali Penyebab dan Gejala Leptospirosis

Kompas.com - 08/03/2023, 16:25 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus leptospirosis tengah merebak di beberapa wilayah Indonesia. Sejumlah kabupaten/kota melaporkan penyakit ini, bahkan tak jarang menyebabkan korban jiwa.

Seperti diberitakan Kompas.com (7/3/2023), Kabupaten Pacitan menyatakan ratusan warga terdeteksi suspek leptospirosis dan 24 orang positif hanya dalam waktu tiga minggu.

Selain kasus positif dan suspek, Pacitan juga melaporkan tiga orang warga yang meninggal dunia akibat penyakit ini.

Di Makassar, Dinas Kesehatan telah memetakan lokasi rawan penyebaran leptospirosis.

Dikutip dari Kompas TV (6/3/2023), ada sekitar 27 titik lokasi rawan penyakit ini di Kota Makassar.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus leptospirosis terus muncul sepanjang tahun.

"Kasusnya sepanjang tahun terutama musim hujan tetap ada," kata dia kepada wartawan, Rabu (1/3/2023).

Oleh karena itu, Nadia mengatakan bahwa masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terutama saat musim hujan dan banjir.

"Karena dapat juga menyebabkan kematian walau kecil," lanjutnya.

Lantas, apa itu leptospirosis?

Baca juga: Leptospirosis di Jatim Capai 249 Kasus, 9 Meninggal, Ini Gejala dan Persebarannya


Penyebab leptospirosis

Dilansir dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), leptospirosis adalah penyakit yang muncul akibat bakteri dari genus Leptospira.

Bakteri ini dapat menyerang manusia maupun hewan. Bakteri penyebab leptospirosis menyebar melalui urine hewan yang terinfeksi.

Selanjutnya, bakteri dapat masuk ke air atau tanah, serta bertahan hidup di sana selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Beberapa hewan yang dapat menularkan leptospirosis antara lain hewan ternak, kuda, anjing, dan hewan pengerat seperti tikus, babi, dan hewan liar.

Sementara itu, pada manusia, leptospirosis menginfeksi melalui:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com