Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa di NTT ke Sekolah Naik Kuda agar Tak Terlambat, Sejak Kapan Manusia Menunggangi Kuda?

Kompas.com - 06/03/2023, 10:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Pola tersebut tampak pada tulang paha, panggul, dan tulang belakang bagian bawah.

Sindrom penunggang kuda ini terbentuk berkat adaptasi dengan tekanan biomekanik yang disebabkan gerakan berulang.

"Tulang adalah jaringan hidup pada makhluk hidup. Anda bisa membaca sejarah kehidupan dari tulang," tutur Martin Trautmann, arkeolog lain yang tergabung dalam penelitian.

Tim arkeolog pun berhasil mengidentifikasi lima terduga penunggang kuda yang hidup sekitar 4500 sampai 5000 tahun lalu.

Baca juga: Arkeolog Ungkap Bukti Adanya Dunia Lain di Bawah Tanah

Kuda diduga bantu Yamnaya ekspansi

Sebelumnya, arkeolog telah menemukan bukti bahwa orang mengonsumsi susu kuda dari sisa-sisa gigi, serta indikasi pengembalaan kuda lebih dari 5000 tahun lalu.

Namun, penemuan itu tak menunjukkan manusia menunggangi kuda.

Sementara kini, peneliti mulai menemukan bukti adanya perilaku menunggang kuda pada orang-orang Yamnaya.

Dilansir dari AP News, kuda yang diubah menjadi hewan domestik oleh kaum ini diyakini berbeda dengan kuda modern dan lebih intoleran kepada manusia.

Namun, kuda Yamnaya disebut bisa menjadi leluhur genetis langsung dari kuda modern yang baru muncul beberapa abad setelah masa kaum ini.

Baca juga: Kisah di Balik Patung Soekarno Menunggang Kuda yang Diresmikan Prabowo di Kemhan

Orang-orang Yamnaya sendiri terkenal dengan ekspansinya ke seantero Eurasia hanya dalam beberapa generasi.

Yamnaya mampu berekspansi ke barat hingga Hungaria, dan ke timur hingga Mongolia.

Arkeolog dan salah satu penulis, David Anthony mengatakan, kemampuan kaum ini menunggang kuda kemungkinan membantu ekspansi di wilayah Eurasia.

Menurut dia, kuda memperluas konsep jarak tempuh. Dari tempat yang semula dianggap di luar jangkauan, kini mulai bisa terjangkau dengan menunggangi kuda.

Kendati begitu, bukti yang ditemukan belum memastikan apakah orang Yamnaya juga menggunakan kuda di medan perang.

Terlebih, kuda Yamnaya dinilai terlalu kurus dan mudah mengalami stres saat situasi peperangan.

Alih-alih untuk berperang, penggunaan kuda kemungkinan besar bertujuan agar Yamnaya bisa berkomunikasi dengan lebih efektif, membangun aliansi, serta mengelola ternak yang menjadi pusat ekonomi mereka.

Baca juga: Mengenal Virus Hendra, Disebut Dapat Menular dari Kuda ke Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Apa Perbedaan antara CPU dan GPU Komputer? Berikut Penjelasannya

Tren
Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Kucing Calico dan Tortie Kebanyakan Betina, Ini Alasannya

Tren
10 Mei 'Hari Kejepit', Apakah Libur Cuti Bersama?

10 Mei "Hari Kejepit", Apakah Libur Cuti Bersama?

Tren
Kritik Energi Peradaban

Kritik Energi Peradaban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com