Pola tersebut tampak pada tulang paha, panggul, dan tulang belakang bagian bawah.
Sindrom penunggang kuda ini terbentuk berkat adaptasi dengan tekanan biomekanik yang disebabkan gerakan berulang.
"Tulang adalah jaringan hidup pada makhluk hidup. Anda bisa membaca sejarah kehidupan dari tulang," tutur Martin Trautmann, arkeolog lain yang tergabung dalam penelitian.
Tim arkeolog pun berhasil mengidentifikasi lima terduga penunggang kuda yang hidup sekitar 4500 sampai 5000 tahun lalu.
Baca juga: Arkeolog Ungkap Bukti Adanya Dunia Lain di Bawah Tanah
Sebelumnya, arkeolog telah menemukan bukti bahwa orang mengonsumsi susu kuda dari sisa-sisa gigi, serta indikasi pengembalaan kuda lebih dari 5000 tahun lalu.
Namun, penemuan itu tak menunjukkan manusia menunggangi kuda.
Sementara kini, peneliti mulai menemukan bukti adanya perilaku menunggang kuda pada orang-orang Yamnaya.
Dilansir dari AP News, kuda yang diubah menjadi hewan domestik oleh kaum ini diyakini berbeda dengan kuda modern dan lebih intoleran kepada manusia.
Namun, kuda Yamnaya disebut bisa menjadi leluhur genetis langsung dari kuda modern yang baru muncul beberapa abad setelah masa kaum ini.
Baca juga: Kisah di Balik Patung Soekarno Menunggang Kuda yang Diresmikan Prabowo di Kemhan
Orang-orang Yamnaya sendiri terkenal dengan ekspansinya ke seantero Eurasia hanya dalam beberapa generasi.
Yamnaya mampu berekspansi ke barat hingga Hungaria, dan ke timur hingga Mongolia.
Arkeolog dan salah satu penulis, David Anthony mengatakan, kemampuan kaum ini menunggang kuda kemungkinan membantu ekspansi di wilayah Eurasia.
Menurut dia, kuda memperluas konsep jarak tempuh. Dari tempat yang semula dianggap di luar jangkauan, kini mulai bisa terjangkau dengan menunggangi kuda.
Kendati begitu, bukti yang ditemukan belum memastikan apakah orang Yamnaya juga menggunakan kuda di medan perang.
Terlebih, kuda Yamnaya dinilai terlalu kurus dan mudah mengalami stres saat situasi peperangan.
Alih-alih untuk berperang, penggunaan kuda kemungkinan besar bertujuan agar Yamnaya bisa berkomunikasi dengan lebih efektif, membangun aliansi, serta mengelola ternak yang menjadi pusat ekonomi mereka.
Baca juga: Mengenal Virus Hendra, Disebut Dapat Menular dari Kuda ke Manusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.