Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hery Wibowo
Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Padjadjaran

Pengamat Sosial, praktisi pendidikan dan pelatihan

Polah, Masalah, dan Hikmah

Kompas.com - 28/02/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Secara umum, hal ini dapat dikatakan sebagai pengaruh tidak langsung dari pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan (Wirutomo, 2022). Sejatinya, hal yang perlu dikritisi adalah bukan menyalahkan pembangunan ekonomi, namun justru pada ideologinya. Ideologi pembangunan saat ini berorientasi pada pertumbuhan, khususnya ekonomi, bukan berorientasi pada kualitas kehidupan sosia budaya masyarakat (Wirutomo, 2022).

Maknanya, ketika filosofi ini terus dipegang kuat tanpa analisa memadai, yang terjadi adalah upaya menimbun aset yang mencirikan kesejahteraan. Warga dikonstruksi untuk menghayati bahwa sukses adalah ketika berharta banyak.

Indikator kesejahteraan seakan hanya menilai daya beli dan luput untuk menjadi perilaku beretika dan bermoral sebagai keberhasilan pembangunan. Khilaf untuk mengapresiasi bahwa aparat jujur, beretika dan amanah adalah buah pendidikan karakter yang berkesinambungan sebagai luaran proses pembagunan.

Terlalu Fokus pada Pertumbuhan

Buku The Good Life Beyond Growth (Thompson, 2019) menegaskan bahwa kehidupan yang baik melampaui pertumbuhan tidak hanya mungkin, tetapi juga sangat diinginkan. Ini mengkonseptualisasikan "kehidupan yang baik" sebagai kehidupan yang terpenuhi, yang tertanam dalam hubungan sosial dan damai dengan alam, terlepas dari ketersediaan sumber daya yang meningkat.

Dalam menyatukan para ahli dari berbagai bidang, buku itu membuka diskusi interdisipliner yang seringkali terbatas pada disiplin ilmu yang terpisah. Filsuf, sosiolog, ekonom, dan aktivis berkumpul untuk membahas kondisi politik dan sosial dari kehidupan yang baik dalam masyarakat yang tidak lagi bergantung pada pertumbuhan ekonomi dan tidak lagi membutuhkan lingkaran ekstraksi, konsumsi, polusi, pemborosan, konflik, dan kelelahan psikologis.

Maknanya, pemerintah suatu negara, selalu punya kesempatan untuk menakar ulang prioritas dan target pembangunan. Humanisasi manusia dan moralitas bangsa dapat selalu dipertimbangkan sebagai kesuksesan pembangunan.

Paradgima The Good Life Beyond Growth adalah bahwa ada capaian pembangunan lain yang seharusnya dapat diapresiasi secara proporsional selain angka pertumbuhan ekonomi semata. Dengan demikian bertumbuhnya indikator ekonomi seiring sejalan dengan semakin manusianya manusia pelaku pembangunan tersebut (humanizing the human).

Berpikir ulang tentang target pembangunan, maka ini adalah tantangan bagi kita untuk berpikir ulang. Sudah cukup seriuskah kita membangun target perilaku warga negara? Sudahkan kita membuat daftar perilaku warga negara yang diharapkan untuk dilakukan?

Apakah kita sudah cukup serius memberikan pembekalan kepada calon pemegang jabatan tertentu untuk berperilaku sesuai etika publik? Sudahkah disiapkan stick and carrot yang akurat untuk menghasilkan sikap dan perilaku yang ditargetkan?

Inspeksi kepada perilaku yang diharapkan dipraktikan para penyelenggara negara, sudahkah secara periodik dilakukan? Inspeksi terhadap kurikulum yang membangun perilaku bermoral mulia, sudahkan senantiasan ditingkatkan?

Jangan Anti Kritik

Bagi departemen/instansi yang sedang menjadi sorotan, tentu jangan anti kritik. Masalah adalah bagian dari perjalanan menuju penyempurnaan layanan (service excellence). Riak itu menunjukkan bahwa pada salah satu layanan, khusus kepada pelanggan eksternal (external customer) sudah berjalan dengan cukup baik, namun demikian pada layanan yang lain, yaitu kepada pelangga internal (internal customer) masih membutuhkan perhatian khusus.

Sekali lagi, hikmah datang dari mana saja, kapan saja. Pemimpin yang baik, akan selalu memanfaatkan momentum dari sejumlah riak masalah, untuk terus menyempurnakan proses pembangunan sebagai bagian dari amanahnya membangun kesejahteraan bangsa.

Mereka yang kurang peka terhadap momentum perbaikan, akan kehilangan daya ungkit (leverage) untuk melambungkan kinerja ke level terbaik. Maka, melibatkan rakyat nyata (citizen) dan penduduk maya (netizen) adalah aksi strategis untuk memastikan jalannya pembangunan.

Rakyat adalah mitra strategis pembangunan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jangan ragu untuk membangun kolaborasi dengan rakyat sebagai auditor moral dan pelaku kontrol sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com