Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Kata Bangsat, Kerap Digunakan sebagai Makian

Kompas.com - 24/02/2023, 20:45 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kata "bangsat" kerap terlontar saat seseorang tengah kesal atau marah. Kata ini menjadi salah satu makian yang paling sering diucapkan masyarakat Indonesia.

Misalnya, politisi PDI-Perjuangan Arteria Dahlan, sempat melontarkan umpatan ini kepada Kementerian Agama dalam rapat kerja bersama DPR pada 2018 terkait kasus First Travel.

Saat itu, seperti dikutip Kompas.com (19/1/2022), Arteria meminta Kejaksaan tidak hanya menginventarisasi aset First Travel, tetapi juga secara aktif melacaknya.

"Saya satu komisi satu bulan sama (kasus First Travel) ini, Pak. Ini masalah dapil, Pak. Yang dicari jangan kayak tadi Bapak lakukan inventarisasi, pencegahannya, Pak. Ini Kementerian Agama bang**t, Pak, semuanya, Pak," tutur Arteria kepada Jaksa Agung HM Prasetyo.

Lantas, apa arti bangsat?

Baca juga: Apa Arti Kata Sontoloyo, Mengapa Kini Jadi Berkonotasi Negatif?


Arti kata bangsat

Guru Besar Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sarwiji Suwandi menjelaskan, kata bangsat salah satunya memiliki arti kutu busuk.

"Secara leksikal (makna sebenarnya), kata bangsat memang berarti kutu busuk," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/2/2023).

Kutu busuk sendiri merupakan serangga kecil yang hidup dengan cara mengisap darah.

Selain kutu busuk, merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bangsat juga berarti orang yang memiliki tabiat buruk atau jahat.

Oleh karena itu, penggunaan kata bangsat sebagai makian, menurut Sarwiji, sudah sesuai.

"Orang yang diumpat kan biasanya punya tabiat atau perilaku buruk atau jahat," kata dia.

Baca juga: Apa Itu Bajingan, dan Bagaimana Sejarahnya Jadi Kata Makian?

Terpisah, pakar bahasa Indonesia dan wikipediawan, Ivan Lanin memaparkan, nama hewan kerap digunakan sebagai makian.

"Nama hewan memang kerap dipakai sebagai makian, misalnya anjing dan babi," terang Ivan kepada Kompas.com, Jumat.

Dia melanjutkan, merujuk pada makalah Makian Dalam Bahasa Indonesia: Studi tentang Bentuk dan Referensinya (2004) karya I Dewa Putu Wijana, bangsat termasuk dalam makian berbentuk kata dasar dengan menggunakan referensi binatang.

Makian bentuk kata dasar sendiri merupakan makian yang berwujud kata-kata monomorfemik, seperti babi, bangsat, setan, dan sebagainya.

Sementara itu, referensi binatang digunakan untuk mengekspresikan makian secara langsung mengacu sifat-sifat individu yang dijadikan sasarannya.

Referensi binatang yang digunakan juga bersifat metaforis. Artinya, hanya sifat-sifat tertentu dari binatang yang memiliki kemiripan dengan individu atau keadaan yang menjadi sasaran makian.

Misalnya, sifat mengganggu seperti bangsat, menjijikkan serupa anjing, menjijikkan dan diharamkan seperti babi, atau menyakiti sebagaimana lintah darah.

Oleh karena itu, tentu saja tidak semua nama binatang dapat digunakan untuk sarana memaki di dalam penggunaan bahasa.

"Tapi, kita tidak pernah memakai kijang atau rusa sebagai makian, ya?" tandas Ivan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com