Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Kepemimpinan di Sektor Pariwisata Indonesia: Potensi dan Tantangan

Kompas.com - 22/02/2023, 13:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Thailand memiliki perencanaan yang matang untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Selama tahun 2014 - 2019, sektor pariwisata telah membuka 36 juta lapangan baru. Pemerintah Thailand menerapkan metode pemasaran yang proaktif dengan mempromosikan negaranya sebagai tempat pertemuan dan pameran internasional.

Pemerintah Thailand telah memberikan berbagai fasilitas kepada badan pariwisata untuk mengembangkan daerah potensial lainnya dalam industri pariwisata, dan mengembangkan pariwisata halal merupakan pendekatan yang menjanjikan untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Senasib dengan banyak negara lainnya, pandemi membuat sektor pariwisata di Thailand lumpuh, sehingga jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Thailand sangat sedikit. Tahun 2021, menurut Statistica, hanya ada 490 ribu pengunjung. Saat pandemi mulai mereda, industri pariwisata bangkit kembali. Sepanjang tahun 2022, Thailand sudah kedatangan 11,5 juta wisatawan.

Selain Thailand, Tiongkok menjadi negara yang menunjukkan tajinya di sektor pariwisata. Beberapa kota yang menjadi destinasi favorit wisatawan adalah Beijing, Shanghai, dan Chongqiong. Ketiga kota ini memiliki kekuatan dan keunikan, yang membuat banyak wisatawan tertarik berkunjung.

Tahun 2021 ada 3,26 miliar perjalanan domestik. Tiongkok mampu memanfaatkan kekayaan sejarahnya untuk kepentingan pariwisata. Terracota dan The Great Wall merupakan beberapa situs andalan Tiongkok untuk menarik wisatawan. Pemerintah Tiongkok memiliki visi untuk menjadi kekuatan global di sektor pariwisata pada tahun 2035 dengan mengembangkan semakin banyak daerah potensial dan mengintegrasikan kekayaan kulturalnya.

Negara lainnya adalah Malaysia. Destinasi pariwisata di Malaysia juga menarik. Mereka memiliki Gunung Kinabalu, Menara Kembar Petronas, Gua Batu, dan beberapa tempat lainnya. Dalam lima tahun terakhir (2015 - 2020), jumlah wisatawan di Malaysia cenderung meningkat dan konsisten di atas 25 juta.

Pariwisata menjadi sumber pendapatan negara terbesar ketiga. Malaysia mengembangkan sektor pariwisata sesuai perkembangan zaman. Pada tahun 2018, pemerintah Malaysia mencanangkan Malaysia Smart Tourism 4.0. Inisiatif ini berusaha mengkapitalisasi perkembangan teknologi agar dapat digunakan untuk menciptakan inovasi dan lapangan pekerjaan baru.

Tiga negara di atas menjadi contoh bagaimana kepemimpinan pariwisata terimplementasikan dalam bentuk kebijakan. Thailand, Malaysia, dan Tiongkok memang memiliki potensi pariwisata yang sangat besar.

Pemimpin tiga negara tersebut mampu memanfaatkan potensi tersebut menjadi pendapatan negara. Mereka berinovasi dan membuat kebijakan yang memudahkan wisatawan domestik dan internasional menikmati daerah eksotis yang memiliki nilai unik dan kultural yang melimpah.

Banyak faktor yang menyebabkan sektor pariwisata tumbuh, seperti kebijakan yang holistik, infrastruktur yang memadai, atau insentif untuk wisatawan. Dari faktor-faktor tersebut, kepemimpinan memainkan peran penting dalam pembangunan sektor pariwisata.

Tanpa visi dari seorang pemimpin, sektor pariwisata tidak akan berkembang. Dalam konteks Indonesia, Presiden Jokowi pun memiliki visi yang komprehensif terkait sektor pariwisata. Ia mengatakan, semua tantangan harus disikapi dengan inovasi.

Pembangunan sektor pariwisata, menurut Jokowi, harus berorientasi ekonomi dunia yang inklusif, berkelanjutan, dan melestarikan kearifan lokal. Selain itu, jika melihat dari berbagai forecast tentang kondisi pariwisata, sektor ini akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan PDB di Asia Pasifik melebihi benua lain.

Menurut laporan World Travel & Tourism Council 2022, pariwisata akan berkontribusi sebesar 32 persen PDB di Asia Pasifik. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan Eropa yang hanya 10 persen. Selain itu, melihat ke belakang, PDB pariwisata Asia Pasifik lebih besar dibandingkan Eropa pada tahun 2019, yaitu sebesar 3.294 miliar dolar untuk Asia Pasifik dan 2.141 miliar dollar untuk Eropa.

Pertumbuhan sektor pariwisata di Asia Pasifik membuat kita optimis bahwa sektor pariwisata di wilayah ini akan terus bertumbuh. Dengan komitmen para pemimpin-pemimpin negara-negara Asia dalam membangun sektor ini membuat kita semakin optimis bahwa sektor pariwisata Asia akan mengungguli Eropa.

Tantangan dan Peluang

Namun, setiap negara memiliki tantangannya tersendiri dalam mengembangkan potensi pariwisatanya, termasuk Indonesia. Pada kasus Indonesia, tantangan terbesar yang dihadapi adalah infrastruktur. Infrastruktur menjadi masalah klasik yang kerap menghambat pertumbuhan sektor pariwisata.

Ada beberapa contoh di mana infrastruktur menjadi kendala yang mengganggu bagi wisatawan. Contohnya adalah situs pariwisata di kampung Wae Rebo. Jalur yang biasa digunakan oleh wisatawan, yakni Lembor Selatan dan Satarmese di Manggarai kondisinya sangat memprihatinkan. Beberapa anak sungai di sepanjang dua jalan ini belum memiliki jembatan.

Di Raja Ampat Papua Barat Daya juga masih terkendala infrastruktur, khususnya air bersih. Raja Ampat berada di kawasan yang minim air tawar. Destinasi wisata di Raja Ampat berada di pulau-pulau yang tidak ada sumber mata air tawar dan selama ini masyarakat menggunakan air payau.

Berkaca dari dua kasus itu, infrastruktur kita masih perlu mendapatkan perhatian khusus.

Menurut Cholik (2017), infrastruktur memegang peran penting karena bisa berkontribusi pada peningkatkan efisiensi produksi dan distribusi jasa, dan dalam kasus tertentu di area terpencil, bahkan meningkatkan penyediaan jasa pariwisata. Karena itu, pemerintah Indonesia harus mampu membangun infrastruktur yang kuat, sehingga dapat memaksimalkan potensi pendapatan di sektor pariwisata.

Tantangan berikutnya adalah adanya perubahan permintaan pasar terhadap destinasi pariwisata. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, Onny Widjanarko, ada tiga tren yang berpengaruh terhadap permintaan pariwisata.

“Masyarakat lebih memilih untuk berwisata pada tempat-tempat yang tidak ramai dan kaya akan budaya dan komunitas lokal. Terkait hal tersebut, Indonesia juga dapat menjadi potensi pariwisata sesuai dengan preferensi wisatawan sejalan dengan wisatanya yang kaya akan budaya dan komunitas lokal,” kata dia.

Survei Agoda 2022 yang bekerja sama dengan YouGov menguak apa alasan wisatawan melancong. Dari jawaban responden di berbagai negara, ada beberapa hasli yang bisa jadi patokan para stakeholder.

Pertama, warga Jepang (44 persen), Taiwan (24 persen), dan Vietnam (23 persen) ingin menjelajahi kuliner, seni, dan budaya. Kedua, orang Indonesia (23 persen) dan Filipina (30 persen) bertujuan untuk berpetualang.

Ketiga, wisatawan dari Thailand (29 persen), Korea Selatan (25 persen), dan Singapura (25 persen) berwisata untuk memulihkan kondisi fisik dan mental.  Keempat, warga dari India (21 persen), Taiwan (33 persen), Australia (31 persen), dan Malaysia (21 persen) ingin berkunjung ke tempat kerabat atau sahabat mereka.

Mengembangkan daerah potensial yang belum terjamah menjadi sebuah kewajiban mutlak bagi pemerintah. Terlebih, banyak stakeholder yang dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan titik-titik yang potensial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com