Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mary Jane, Terpidana Mati yang Ditunda Dieksekusi di Detik Akhir

Kompas.com - 20/02/2023, 16:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Eksekusi mati ditunda

Eksekusi mati Mary Jane dijadwalkan dilakukan pada 29 April 2015 di Nusakambangan, Jawa Tengah.

Namun di detik-detik terakhir jelang eksekusi, hukuman mati Mary Jane itu diurungkan menyusul desakan publik, DPR, dan Komnas Perempuan kepada Presiden.

Menurut Harian Kompas, penundaan eksekusi mati itu juga dilakukan karena besarnya tekanan masyarakat internasional dan nasional yang mengatakan bahwa Mary Jane merupakan korban perdagangan manusia.

Di saat yang sama, Maria Cristina Sergio, yang mengirim Mary ke Indonesia, menyerahkan diri ke kepolisian Filipina.

Sampai saat ini, eksekusi hukuman mati terhadap Mary Jane masih ditunda.

Baca juga: Mary Jane Habiskan Hari di Penjara Sambil Membatik, Dijual Jutaan Rupiah

Akui sempat depresi

Mary Jane mengaku sempat depresi sejak pertama kali hakim menjatuhkan hukuman mati kepadanya.

Dia mengaku sangat sangat stres, tidak bisa tidur, dan sempat membenci Tuhan.

"Ini tidak adil," kata dia. 

Namun, setelah mendapatkan penundaan eksekusi mati, Mary Jane mengaku dapat bangkit dan mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk terus berjuang.

Dia juga menyadari bahwa selama ini dirinya telah dimanfaatkan oleh Cristina yang memanfaatkan traumanya yang pernah hampir diperkosa di Dubai dan mengirimkannya ke Yogyakarta.

Menurut pengakuan ibu Mary Jane, Cristina bilang bahwa Mary Jane sempat bekerja di Malaysia. Namun kabur dengan laki-laki ke Indonesia.

Baca juga: Duta Besar Filipina Kunjungi Terpidana Mati Narkotika Mary Jane

Dianggap layak dapat grasi

Sementara itu, Komnas Perempuan menaruh harapan agar Pemerintah Indonesia memenuhi permohonan grasi Mary yang telah mendekam di bui selama 13 tahun.

Terlebih, Mary dilaporkan berperilaku baik selama menjalani hukumannya.

Di sisi lain, penantian Mary setelah penundaan eksekusi mati juga menimbulkan ketidakpastian.

Hal ini dikhawatirkan memberikan tekanan psikologis dan mental bagi Mary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com