KOMPAS.com - Hari ini 139 tahun yang lalu, tepatnya 19 Februari 1884, Amerika Serikat mengalami salah satu bencana tornado terburuk dalam sejarah mereka.
Diperkirakan paling tidak 60 tornado menerjang sejumlah negara bagian AS dan membuat ratusan warga meninggal dunia.
Bencana tornado ini dikenal dengan sebutan Enigma Outbreak atau wabah teka-teki karena jumlah korbannya hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti.
Baca juga: Viral Video Tornado di Rote Ndao NTT, Ini Penjelasannya
Dikutip dari situs Layanan Cuaca Nasional Amerika Serikat, kejadian Enigma Outbreak melanda wilayah bagian selatan AS pada 19 Februari 1884.
Sebanyak 60 tornado diperkirakan mulai muncul sejak 13.20 waktu setempat di 6 negara bagian AS, yaitu Mississippi, Alabama, Georgia, Selatan dan Utara Carolina, serta Kentucky.
Menurut situs Weather Bug (17/2/2021), tekanan udara yang rendah memasuki wilayah Ohio dengan kuat. Hal ini membuat aliran udara yang hangat dan lembab masuk dari Teluk Meksiko lalu melintasi AS bagian tenggara ke utara.
Di saat yang sama, angin permukaan dari selatan bertemu dengan angin barat. Keduanya membentuk perputaran angin yang menghasilkan badai.
The Anniston Star (28/3/1994) melaporkan, putaran tornado ini membelah menjadi dua. Satu menuju timur laut dan lainnya ke timur AS.
Sementara itu, dikutip dari situs Accessible Archives (30/7/2014), massa udara yang dingin dan lembab ditambah angin kencang serta suhu abnormal membuat badai tornado semakin kuat dan mengerikan.
Kondisi ini menciptakan paling tidak 60 tornado yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Amerika Serikat.
Baca juga: Saat Air Terjun Raksasa Niagara Membeku Diterpa Badai Salju Ekstrem...
Sekitar 37 tornado di antara total 60 tornado memiliki skala F2 dengan kecepatan angin 181-253 km/jam. Efeknya sangat signifikan bagi lingkungan karena menyebabkan kondisi yang mirip dengan efek terkena peluru kendali.
Tornado ini menghancurkan banyak gedung, termasuk bangunan dua lantai dan sekolah-sekolah.
Di Georgia, paling tidak 30 warga meninggal dunia di setiap 56 km wilayah negara bagian itu.
Hingga sekarang, bencana ini masih menjadi tornado paling mematikan di sana.