"Sehingga fenomena itu sering terjadi karena banyak warga enggak sadar bahwa jika melambatkan kecepatan akan berdampak pada pelambatan perjalanan," jelas Yayat.
Di sisi lain, Yayat menyampaikan bahwa fenomena kemacetan di satu titik itu bisa juga disebut sebagai phantom traffic.
"Bisa saja (disebut phantom traffic), ada ruang kosong yang tidak dipahami," ucapnya.
Baca juga: Viral, Video Siswa SMP Buka Jalur Damkar yang Kena Macet di Bogor Tuai Pujian Petugas
Dilansir dari Science ABC, phantom traffic adalah perlambatan lalu lintas yang terjadi tanpa alasan yang jelas.
Misalnya, tidak ada kecelakaan, pengemudi yang sembrono, atau konstruksi yang memaksa pengemudi untuk mengerem.
Fenomena phantom traffic kemungkinan besar disebabkan oleh salah satu pengemudi yang teledor dan menginjak rem secara tiba-tiba.
Atau, bisa saja pengereman terjadi karena adanya gangguan tipuan cahaya di ruas jalan tol yang lurus.
Ketika pengemudi menginjak remnya, secara otomatis hal itu akan diikuti oleh pengemudi mobil di belakangnya.
Jika pengereman dilakukan lebih parah hingga mobil berhenti total, hal itu akan membuat efek kemacetan juga semakin parah.
Untuk menghindari kemungkinan tersebut terjadi, Anda bisa mengurangi jarak dengan mobil di depan Anda.
Selain itu, terapkan etika mengemudi yang baik, seperti tidak menghabiskan waktu memeriksa kaca spion, serta menentukan jarak yang tepat dengan mobil yang ada di depan dan belakang Anda.
Saat mengerem, lakukan pengereman dengan lembut dan singkat untuk memberikan jarak aman bagi pengemudi di belakang Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.