Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komarudin Watubun
Politisi

Komarudin Watubun, SH, MH adalah anggota Komisi II DPR RI; Ketua Pansus (Panitia Khusus) DPR RI Bidang RUU Otsus Papua (2021); pendiri Yayasan Lima Sila Indonesia (YLSI) dan StagingPoint.Com; penulis buku Maluku: Staging Point RI Abad 21 (2017).

Pesan Soekarno: Antisipasi Risiko Senjata Horor Abad 21

Kompas.com - 13/02/2023, 15:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Program baru robotik Eropa melibatkan AI, big data, matematika, dan biologi secara multidisiplin (Istituto Italiano di Tecnologia – IIT, 2018). Ini sisi positif dari revolusi teknologi AI dan LM.

Sedangkan negara pemilik teknologi tinggi seperti Rusia, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Israel mengembangkan killer robots—peluncuran robot pelacak dan pembunuh target tanpa keterlibatan manusia (LAWS). Tren ini sangat menentukan jenis risiko dan horor akibat perang kini dan masa depan.

Juli 2017, Rusia merintis program LAWS berbasis jaringan kerja syaraf (neural-networks) guna melacak dan menembak target secara otonom. Tank Uran-9 dari kontraktor Pertahanan Rusia, JSC 766 UPTK, tanpa ruang awak, bersenjata dan amunisi, operasi jarak-jauh dan otonom, mampu mengidentifikasi, melacak, dan menahan target-target musuh serta menghindari rintangan. Uji-cobanya di Suriah (Noel Sharkey/ Forbes, 2018).

Annie Jacobsen (2015) merilis laporan program robot Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) di Los Alamos National Laboratory, Santa Fe, New Mexico, AS. Kepala Lab DARPA, Dr Garret T Kenyon -khusus program synthetic cognition guna membuat satu ‘artificial brain’— menyebut teknologi AI ialah computing (mesin) dan neuro-sains (otak manusia).

Baca juga: Israel Kemungkinan Dalang Serangan Drone di Pabrik Peralatan Militer Iran

Program lain ialah Lab Dr Susan V Bryant dan Dr David M Gardiner pada University of California, Irvine (AS) khusus meregenerasi tubuh manusia. Dr Bryant dan Dr Gardiner adalah ahli biologi sel dan regenerasi sel.

Tahun 2005, DARPA memprakarsai Revolutionizing Prosthetics yakni program lengan prosthetic robot melalui DEKA Research and Development Corporation di New Hampshire (AS) dan kontrak DARPA-Applied Physics Laboratory, Johns Hopkins University membuat lengan robot cerdas-terkendali. Targetnya ialah rekayasa robot-robot ‘hunter-killer’ (LAWS) (A Jacobsen, 2015).

Antisipasi Revolusi Ke-3 Perang

LAWS ialah jenis senjata mematikan yang mampu beroperasi (memilih, menemukan, dan memastikan target) tanpa input atau panduan dari manusia. Maka LAWS adalah killer robot dalam perang yang sulit patuh prinsip International Humanitarian Law (IHL).

Oleh karena itu, papar Vasily Sychev (UNESCO, 2021), umat manusia perlu siap menghadapi jenis ‘perang dan pasukan robot’ yang otonom, tanpa kendali manusia, kecuali kendali melalui AI interaksi dengan deteksi dini, keputusan, komando-kontrol, intelijen, yang melahirkan revolusi ke-3 perang.

Presiden Soekarno (tahun 1955) melihat tanda kelahiran LAWS. “Man has learned to control many of the scourges which once threatened him. He has learned to consume distance. He has learned to project his voice and his picture across oceans and continents. He has probed deep into the secrets of nature … He has learned how to release the immense forces locked in the smallest particles of matter.”

Manusia belajar mengonsumsi dari jarak-jauh, memproyeksi suaranya dan fotonya lintas samudra dan benua, meneliti jauh ke rahasia alam, membuat gurun menjadi subur dan tumbuh-tumbuhan, menambah karunianya di Bumi, dan melepaskan kekuatan besar yang terkunci dalam partikel terkecil zat.

Presiden Soekarno melanjutkan, “But has man's political skill marched hand-in-hand with his technical and scientific skill? Man can chain lightning to his command - can he control the society in which he lives? The answer is No! The political skill of man has been far outstripped by technical skill, and what he has made he cannot be sure of controlling?

Apakah ketrampilan politik manusia seiring-sejalan dengan ketrampilan teknik dan ipteknya? Jawabannya tidak! Keterampilan politik manusia telah jauh dilampaui oleh keterampilan teknis; akibatnya, apa yang manusia ciptakan, tidak dapat ia kendalikan.

Kini kita baca, sekitar 4.000 robot disebarkan di Irak dan hingga Oktober 2006 pesawat tanpa awak telah melakukan 400.000 ribu jam terbang di sana. Begitu paparan ahli robot Profesor Noel Sharkey (2008) dari Department of Computer Science pada University of Sheffield (Inggris), Februari 2008 di depan Royal United Services Institute (RUS) (Inggris). Sedangkan Kanada, Korea Selatan, Afrika Selatan, Singapura, Israel, dan Eropa merintis program senjata robot; Tiongkok, India, dan Rusia merintis pesawat tempur udara nirawak.

Awal abad ini, korban perang kota di Suriah dan Libya delapan kali lebih besar dari jenis konflik lain. Kita saksikan kehancuran sipil kota Mariupol, selatan Ukraina, selama perang Maret-April 2022. Ini gambaran risiko perang-kota yang bakal dijejali oleh lonjakan penduduk kini dan ke depan. 

Saat perang kota, sulit melindung penduduk dan infrastruktur kota, misalnya infrastruktur listrik, rumah sakit, dan air. Kehancuran skala besar infrastruktur kota memicu lonjakan pengungsian. Sebab sulit juga melindung fasilitas pelayanan sipil-militer, meskipun ada prinsip perlindungan sipil dan fasilitasnya menurut hukum internasional (International Law) dan International Human Rights Law (IHL).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com