Sebab, sakit kepala yang kambuh cenderung memburuk dari waktu ke waktu, menyebabkan banyak orang meningkatkan jumlah obat penghilang rasa sakit yang mereka minum.
Namun, hal tersebut sebenarnya dapat menyebabkan sakit kepala, migrain, dan gejala lain yang semakin parah ketika Anda berhenti minum obat penghilang rasa sakit tersebut.
Jika Anda mengalami sakit kepala berulang, penting untuk langsung pergi ke dokter untuk mendapatkan saran dan pengobatan.
Baca juga: Sakit Kepala Sebelah Kanan, Apa Penyebabnya?
Dilansir dari Everyday Health, beberapa orang yang rentan terhadap migrain cukup sensitif terhadap bau, suara, dan cahaya yang terang.
Begitu mereka masuk ke sebuah pusat perbelanjaan, mereka bisa merasakan sakit kepala ketika menatap cahaya lampu yang terlalu terang atau menghirup beberapa aroma dari ruko parfum.
Untuk itu, sebaiknya hindari aktivitas di lokasi dengan lampu yang terlalu terang atau tempat dengan bau menyengat, jika Anda mengalami kondisi tersebut.
Baca juga: 3 Cara Membedakan Gejala Sakit Kepala Biasa dan akibat Covid-19 Omicron
Cahaya dari layar elektronik juga bisa menyebabkan seseorang terkena sakit kepala, terutama migrain.
Sebaiknya ketika menggunakan ponsel atau tablet, kurangi kecerahan layarnya atau gunakan kacamata yang memiliki filter blue light khusus.
Di sisi lain, posisi atau postur tubuh yang buruk saat menggunakan perangkat tersebut juga dapat menjadi faktor pemicu sakit kepala.
Meski beberapa kondisi sakit kepala ringan mudah sembuh, tetapi ketika Anda mengalami sakit kepala yang ekstrem, sebaiknya segera mengambil tindakan medis.
Karena, sakit kepala parah bisa menjadi pertanda untuki sesuatu yang lebih serius, seperti stroke atau meningitis.
Baca juga: Sering Migrain? Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya