Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Asing Soroti Penyanderaan Pilot dan Pembakaran Susi Air di Papua

Kompas.com - 09/02/2023, 07:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

3. Reuters

Reuters menggarisbawahi pernyataan Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Adi Prabowo yang mengatakan pihaknya sedang mendalami peristiwa penyanderaan pilot dan penumpang Susi Air.

Tetapi, Ignatius menyebut Polda Papua tidak dapat mengirim personel dalam jumlah banyak karen Nduga adalah wilayah yang sulit dijangkau.

"Kami hanya bisa pergi ke sana dengan pesawat," katanya dikutip dari Reuters.

Kantor berita yang bermarkas di London, Inggris ini juga memberitakan pernyataan Perdana Menteri (PM) Selandia Chris Hipkis yang mengatakan pihaknya telah memberikan dukungan secara konsuler.

Namun, ia tidak mau berkomentar lebih banyak perihal warga negaranya yang disandera KKB di Papua.

"Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta mewakili pemerintah Selandia Baru tentang masalah ini," kata Hipkis.

Reuters melaporkan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) enggan berkomentar soal peristiwa pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot beserta penumpaang Susi Air.

4. BBC

Media lainnya asal Inggris, BBC, turut menyoroti penyanderaan pilot Susi Air setelah pesawatnya dibakar di Nduga, Papua Pegunungan.

BBC memberitakan bahwa pilot Selandia Baru yang disandera oleh TPNPB kondisinya aman.

Namun, pilot tersebut tidak akan dibebaskan TPNPB sampai kemerdekaan Papua mendapat pengakuan dari Indonesia.

Media tersebut juga menuliskan nasib lima penumpang dan satu bayi yang berada di pesawat Susi Air yang dibakar.

Semua penumpang Susi Air, kata Sebby kepada BBC, sudah dibebaskan karena mereka adalah orang asli Papua.

"Seorang juru bicara TPNPB mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa Mehrtens (pilot) telah dibawa ke daerah terpencil dan ia akan dimanfaatkan sebagai sandera ketika negosiasi," tulis BBC.

Baca juga: Pilot Susi Air Diduga Dibawa KKB di Nduga, Polri Lakukan Operasi Pencarian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com