Kekecewaan kepada keputusan wasit, pemain lawan, ataupun permainan klub favorit mereka juga dapat mengakibatkan kerusuhan yang sama.
"Kasus Arema, misalnya, itukan kekecewaan mereka terhadap klubnya yang tidak serius menangani semua hal dengan baik sehingga mereka kemudian marah," ungkapnya.
Drajat menyebut, para suporter tidak bisa menunjukkan kemarahan dengan terjun bermain langsung dalam pertandingan.
Mereka hanya bisa meluapkan kejengkelan itu dengan melakukan kerusakan pada fasilitas umum yang ada atau bertengkar dengan pemain maupun ofisial di tengah lapangan.
"Agresi ini adalah suatu ekspresi dari kekecewaan dan dari ekspresi bagaimana mereka melihat keadilan di lapangan itu ditegakkan terhadap tim mereka," tambahnya.
Namun menurutnya, karena jumlah suporter banyak, kekecewaan itu bisa berubah menjadi aksi kerusuhan besar yang bahkan melibatkan ratusan orang.
Baca juga: Pertandingan Bola yang Mematikan
Drajat menyebutkan, paling tidak ada dua solusi untuk menghadapi agresivitas suporter tim sepak bola di Indonesia.
Solusi pertama, menurutnya, adalah perlu adanya edukasi atau literasi kepada para kelompok suporter.
Ia menyebut, pendukung tim sepak bola umumnya tergabung dalam satu kelompok besar suporter. Di sana, mereka akan diorganisir dan berlatih yel-yel dukungan untuk tim.
Selain itu, seharusnya kelompok suporter juga mengajarkan sikap-sikap positif saat mendukung klubnya.
"Mereka juga harus paham mengenai aturan, norma, sopan santun, maupun etika terhadap tindakan-tindakan suporter," jelasnya.
Menurutnya, kelompok suporter butuh memberikan edukasi dan literasi kepada anggotanya, serta memiliki pengorganisasian yang baik.
Hal ini dilakukan agar para suporter menjadi lebih cerdas dan bersikap rasional saat mendukung tim favorit mereka.
"Tentu ini mesti juga menjadi bagian dari tanggung jawab federasi sepak bola untuk menguatkan organisasi suporter agar menjadi lebih baik," tambahnya.
Drajat menyebut, solusi lainnya adalah dengan membentuk organisasi suporter skala besar yang berisi pendukung dari berbagai klub bola.
Menurutnya, perlu ada kolaborasi untuk mengorganisir antarkelompok suporter klub dari berbagai daerah. Hal ini dilakukan dengan membentuk komunitas suporter di tingkat nasional.
"Kalau mereka melewati satu daerah ke daerah lain, itu nanti bisa dibantu oleh kelompok organisasi suporter antardaerah," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.