Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Suporter Tim Sepak Bola Cenderung Agresif?

Kompas.com - 05/02/2023, 21:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Kekecewaan kepada keputusan wasit, pemain lawan, ataupun permainan klub favorit mereka juga dapat mengakibatkan kerusuhan yang sama.

"Kasus Arema, misalnya, itukan kekecewaan mereka terhadap klubnya yang tidak serius menangani semua hal dengan baik sehingga mereka kemudian marah," ungkapnya.

Drajat menyebut, para suporter tidak bisa menunjukkan kemarahan dengan terjun bermain langsung dalam pertandingan.

Mereka hanya bisa meluapkan kejengkelan itu dengan melakukan kerusakan pada fasilitas umum yang ada atau bertengkar dengan pemain maupun ofisial di tengah lapangan.

"Agresi ini adalah suatu ekspresi dari kekecewaan dan dari ekspresi bagaimana mereka melihat keadilan di lapangan itu ditegakkan terhadap tim mereka," tambahnya.

Namun menurutnya, karena jumlah suporter banyak, kekecewaan itu bisa berubah menjadi aksi kerusuhan besar yang bahkan melibatkan ratusan orang.

Baca juga: Pertandingan Bola yang Mematikan

Solusi menangani kerusuhan suporter

Drajat menyebutkan, paling tidak ada dua solusi untuk menghadapi agresivitas suporter tim sepak bola di Indonesia.

Solusi pertama, menurutnya, adalah perlu adanya edukasi atau literasi kepada para kelompok suporter.

Ia menyebut, pendukung tim sepak bola umumnya tergabung dalam satu kelompok besar suporter. Di sana, mereka akan diorganisir dan berlatih yel-yel dukungan untuk tim.

Selain itu, seharusnya kelompok suporter juga mengajarkan sikap-sikap positif saat mendukung klubnya.

"Mereka juga harus paham mengenai aturan, norma, sopan santun, maupun etika terhadap tindakan-tindakan suporter," jelasnya.

Menurutnya, kelompok suporter butuh memberikan edukasi dan literasi kepada anggotanya, serta memiliki pengorganisasian yang baik.

Hal ini dilakukan agar para suporter menjadi lebih cerdas dan bersikap rasional saat mendukung tim favorit mereka.

"Tentu ini mesti juga menjadi bagian dari tanggung jawab federasi sepak bola untuk menguatkan organisasi suporter agar menjadi lebih baik," tambahnya.

Drajat menyebut, solusi lainnya adalah dengan membentuk organisasi suporter skala besar yang berisi pendukung dari berbagai klub bola.

Menurutnya, perlu ada kolaborasi untuk mengorganisir antarkelompok suporter klub dari berbagai daerah. Hal ini dilakukan dengan membentuk komunitas suporter di tingkat nasional.

"Kalau mereka melewati satu daerah ke daerah lain, itu nanti bisa dibantu oleh kelompok organisasi suporter antardaerah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com