Luka yang tidak kunjung sembuh sebaiknya tidak diremehkan karena ada kemungkinan orang yang mengalaminya terkena diabetes.
Luka menjadi sulit sembuh karena tingginya kadar gula darah memengaruhi sirkulasi darah dan sistem kekebalan tubuh.
Kondisi tersebut menyebabkan sulit sukar untuk sembuh secara cepat dan diabetes juga berisiko merusak pembuluh darah.
Padahal, pembuluh darah punya fungsi yang penting untuk mengalirkan darah ke jaringan dan organ.
Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Mengonsumsi Buah?
Perhatikan bau napas karena dari sini bisa dideteksi apakah Anda terkena diabetes atau tidak.
Kadar insulin yang tidak cukup bisa memengaruhi cara tubuh mengubah gula darah menjadi bahan bakar ketika menjalankan fungsinya.
Tanpa glukosa, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai bahan bakar dalam proses yang disebut ketosis.
Keton yang dilepaskan ke dalam darah dapat memengaruhi tubuh orang dan kondisi ini dikenal sebagai ketoasidosis diabetik.
Bila napas beraroma seperti buah, ada baiknya orang yang mengalaminya segera berkonsultasi dengan dokter.
Diabetes bisa menyebabkan gangguan pada mata berupa penglihatan yang kabur.
Diabetes dapat memengaruhi berbagai struktur di mata. Terkadang, perubahan tersebut hanya dapat memengaruhi satu mata.
Hal tersebut terjadi karena tingginya akdar gula darah merusak pembuluhd arah kecil pada saraf di mata.
Orang bisa mengalami kebutaan apabila gula darahnya tidak terkontrol dan kondisi ini tidak segera diobati.
Baca juga: Saat Dua Kepala Daerah di Sultra Puji Efikasi Produk Penurun Diabetes Buatan Indonesia
Tanda lain yang wajib diwaspadai oleh penderita diabetes pada mata mereka, yakni:
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi karena bakteri mudah tumbuh ketika kadar gula darah sedang tinggi.
Di sisi lain, ISK disebabkan oleh tingginya kadar gula darah yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Faktor lain yang menyebabkan kondisi tersebut adalah kerusakan di dalam maupun di sekitar kandung kemih.
Sehingga kandung kemih menahan urine terlalu lama dan bakteri menjadi lebih mudah tumbuh.
Orang mudah berubah suasana hati atau mudah marah apabila kadar gula darahnya tidak terkontrol.
Otak yang tidak mendapat glukosa yang cukup membuat organ ini sukar ketika mengambil keputusan.
Hal lain yang terjadi pada otak ketika glukosa tidak cukup adalah mudah cemas dan sedih.
Gula darah yang tidak terkontrol secara jangka panjang turut menyebabkan kerusakan saraf dan pembuluh darah di otak.
Baca juga: 5 Mitos Diabetes Melitus, Jangan Dipercaya Lagi...