Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

HOS Cokroaminoto, Pemimpin SI yang Tegas Terhadap Penjajah

Kompas.com - 13/01/2023, 16:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - HOS Cokroaminoto adalah salah satu tokoh pergerakan nasional yang berpengaruh besar dalam dinamika politik di Indonesia. Bahkan, pemikirannya banyak memengaruhi pandangan politik banyak tokoh.

Kisah heroiknya pun dituangkan dalam drama audio siniar Tinggal Nama bertajuk “H.O.S Cokroaminoto: Pemimpin Penuh Wibawa” dengan tautan akses dik.si/TNCokroaminoto.

Kehidupan HOS Cokroaminoto

Pada masa kecilnya, Cokroaminoto bernama Raden Mas Umar Said Cokroaminoto. Ia adalah putra kedua dari dua belas bersaudara keluarga Raden Mas Cokroamiseno yang merupakan Wedana dari Madiun. Cokroaminoto dilahirkan di Desa Bakur pada 16 Agustus 1882.

Sebagai keturunan darah biru, Cokroaminoto menghabiskan hidupnya di lingkungan kawedanan. Namun, saat kecil, ia terkenal sebagai anak yang nakal karena sebutan Raden Mas tak ia hiraukan. Ia pun bebas berteman dengan siapa saja.

Di samping itu, Cokroaminoto kecil mempunyai pikiran yang tajam dan sifat sederhana. Kesederhanaannya ini terlihat saat ia tidak setuju terhadap pola keningratan yang kaku dan sempit. Ia mengaku lebih suka bereksplorasi.

Baca juga: 6 Pilot Paling Heroik di Dunia Penerbangan

Pada 1902, setelah menyelesaikan pendidikan di OSVIA Magelang, Cokroaminoto berkarier sebagai pegawai pemerintah. Setelah itu, ia menekuni berbagai macam bidang karena senang mengembara dan mencari sesuatu yang baru untuk menampung pemikiran serta ide-idenya.

Cokroaminoto pernah diangkat sebagai juru tulis Patih Ngawi, calon masinis, ahli kimia, hingga merambah dalam dunia kepenulisan sebagai jurnalis dan pengarang.

Kontribusi HOS Cokroaminoto

Cokroaminoto merupakan guru politik sekaligus teman berdiskusi beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Soekarno, Kartosoewiryo, Abikoesno, Alimin, dan Muso.

Puncaknya, ia menjadi ketua Sarekat Islam yang bertujuan membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong dan mengembangkan perekonomian rakyat.

Organisasi ini pun berhasil mendapat pengakuan dari Belanda walaupun ruang geraknya masih terbatas. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan baru yang dibuat oleh Cokroaminoto, yaitu membentuk cabang Sarekat Islam di seluruh Indonesia.

Melalui hal tersebut, organisasi ini pun semakin mengganas. SI pun bergerak dengan mengedepankan nilai kemajuan perdagangan, tolong-menolong, pendidikan budi pekerti, dan menuntut kehidupan dalam masyarakat yang dasarnya ajaran agama Islam.

Larangan lain dari pemerintah Belanda pun dijawab oleh Cokroaminoto dengan membentuk pengurus Central Sarekat Islam (CSI) pada 10 Februari 1914. Di dalamnya ada Haji Samanhudi sebagai ketua kehormatan, HOS Cokroaminoto sebagai ketua, dan Gunawan sebagai wakil ketua.

Ia pun kemudian membentuk beberapa kongres yang menekankan kalau cita-cita SI sejalan dengan semangat nasionalisme.

Baca juga: Stasiun Gubeng, Stasiun Tempat Kerja Pertama Soekarno

Setelah mengabdi di SI selama bertahun-tahun, Cokroaminoto jatuh sakit pada 1934, saat dia mengikuti Kongres SI di Banjarmasin. Pada 17 Desember 1934, ia pun meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pakuncen, Yogyakarta.

Berkat jasa-jasanya HOS Cokroaminoto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961.

Dengarkan selengkap HOS Cokroaminoto hanya melalui siniar Tinggal Nama bertajuk “H.O.S Cokroaminoto: Pemimpin Penuh Wibawa” di Spotify. Di sana, ada banyak reka ulang kisah hidup para pahlawan nasional yang mampu membuatmu terpukau!

Ikuti siniar dan playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut dik.si/TNCokroaminoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com