Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - HOS Cokroaminoto adalah salah satu tokoh pergerakan nasional yang berpengaruh besar dalam dinamika politik di Indonesia. Bahkan, pemikirannya banyak memengaruhi pandangan politik banyak tokoh.
Kisah heroiknya pun dituangkan dalam drama audio siniar Tinggal Nama bertajuk “H.O.S Cokroaminoto: Pemimpin Penuh Wibawa” dengan tautan akses dik.si/TNCokroaminoto.
Pada masa kecilnya, Cokroaminoto bernama Raden Mas Umar Said Cokroaminoto. Ia adalah putra kedua dari dua belas bersaudara keluarga Raden Mas Cokroamiseno yang merupakan Wedana dari Madiun. Cokroaminoto dilahirkan di Desa Bakur pada 16 Agustus 1882.
Sebagai keturunan darah biru, Cokroaminoto menghabiskan hidupnya di lingkungan kawedanan. Namun, saat kecil, ia terkenal sebagai anak yang nakal karena sebutan Raden Mas tak ia hiraukan. Ia pun bebas berteman dengan siapa saja.
Di samping itu, Cokroaminoto kecil mempunyai pikiran yang tajam dan sifat sederhana. Kesederhanaannya ini terlihat saat ia tidak setuju terhadap pola keningratan yang kaku dan sempit. Ia mengaku lebih suka bereksplorasi.
Baca juga: 6 Pilot Paling Heroik di Dunia Penerbangan
Pada 1902, setelah menyelesaikan pendidikan di OSVIA Magelang, Cokroaminoto berkarier sebagai pegawai pemerintah. Setelah itu, ia menekuni berbagai macam bidang karena senang mengembara dan mencari sesuatu yang baru untuk menampung pemikiran serta ide-idenya.
Cokroaminoto pernah diangkat sebagai juru tulis Patih Ngawi, calon masinis, ahli kimia, hingga merambah dalam dunia kepenulisan sebagai jurnalis dan pengarang.
Cokroaminoto merupakan guru politik sekaligus teman berdiskusi beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Soekarno, Kartosoewiryo, Abikoesno, Alimin, dan Muso.
Puncaknya, ia menjadi ketua Sarekat Islam yang bertujuan membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong dan mengembangkan perekonomian rakyat.
Organisasi ini pun berhasil mendapat pengakuan dari Belanda walaupun ruang geraknya masih terbatas. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan baru yang dibuat oleh Cokroaminoto, yaitu membentuk cabang Sarekat Islam di seluruh Indonesia.
Melalui hal tersebut, organisasi ini pun semakin mengganas. SI pun bergerak dengan mengedepankan nilai kemajuan perdagangan, tolong-menolong, pendidikan budi pekerti, dan menuntut kehidupan dalam masyarakat yang dasarnya ajaran agama Islam.
Larangan lain dari pemerintah Belanda pun dijawab oleh Cokroaminoto dengan membentuk pengurus Central Sarekat Islam (CSI) pada 10 Februari 1914. Di dalamnya ada Haji Samanhudi sebagai ketua kehormatan, HOS Cokroaminoto sebagai ketua, dan Gunawan sebagai wakil ketua.
Ia pun kemudian membentuk beberapa kongres yang menekankan kalau cita-cita SI sejalan dengan semangat nasionalisme.
Baca juga: Stasiun Gubeng, Stasiun Tempat Kerja Pertama Soekarno
Setelah mengabdi di SI selama bertahun-tahun, Cokroaminoto jatuh sakit pada 1934, saat dia mengikuti Kongres SI di Banjarmasin. Pada 17 Desember 1934, ia pun meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Pakuncen, Yogyakarta.
Berkat jasa-jasanya HOS Cokroaminoto ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1961.
Dengarkan selengkap HOS Cokroaminoto hanya melalui siniar Tinggal Nama bertajuk “H.O.S Cokroaminoto: Pemimpin Penuh Wibawa” di Spotify. Di sana, ada banyak reka ulang kisah hidup para pahlawan nasional yang mampu membuatmu terpukau!
Ikuti siniar dan playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut dik.si/TNCokroaminoto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.