Ada beberapa faktor risiko dan penyebab pendarahan otak. Berikut rinciannya:
Cedera adalah penyebab paling umum dari pendarahan di otak bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun.
Kondisi kronis ini dalam jangka waktu yang lama dapat melemahkan dinding pembuluh darah.
Tekanan darah tinggi yang tidak diobati adalah penyebab utama pendarahan otak yang dapat dicegah.
Ini adalah pelemahan pada dinding pembuluh darah yang membengkak. Kondisi itu bisa pecah dan berdarah ke otak serta menyebabkan stroke.
Kelemahan pada pembuluh darah di dalam dan sekitar otak dapat muncul saat lahir dan didiagnosis hanya jika timbul gejala.
Ini adalah kelainan dinding pembuluh darah yang terkadang terjadi seiring dengan penuaan dan tekanan darah tinggi.
Angiopati amiloid dapat menyebabkan banyak perdarahan kecil yang tidak diketahui sebelum menyebabkan yang besar.
Hemofilia dan anemia sel sabit keduanya dapat berkontribusi pada penurunan kadar trombosit dan pembekuan darah. Pengencer darah juga merupakan faktor risiko.
Kondisi ini dikaitkan dengan peningkatan perdarahan secara umum.
Baca juga: Mengenal Amoeba Pemakan Otak yang Menewaskan Satu Orang di Korsel
Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam dan bergantung pada lokasi perdarahan, tingkat keparahan perdarahan serta jumlah jaringan yang terkena.
Umumnya, gejala cenderung muncul secara tiba-tiba dan bisa semakin memburuk.
Berikut gejala dari pendarahan otak yang paling umum:
Sebagai catatan, banyak dari gejala tersebut yang bisa juga disebabkan oleh kondisi selain pendarahan otak.
Baca juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Otak, Prioritaskan Tidur hingga Makan Sehat
Karena sebagian besar pendarahan otak terkait dengan faktor risiko atau penyebab tertentu, Anda dapat meminimalkan risiko dengan cara berikut: