Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Amoeba Pemakan Otak yang Menewaskan Satu Orang di Korsel

Kompas.com - 29/12/2022, 09:25 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Cara amoeba pemakan otak masuk tubuh

Amoeba kemudian berjalan dari hidung ke otak dan menghancurkan jaringan otak, serta menyebabkan infeksi yang disebut meningoensefalitis amebik primer (PAM).

PAM hampir selalu berakibat fatal.

Infeksi amoeba pemakan otak ini juga dapat terjadi ketika orang menggunakan air keran yang terkontaminasi untuk membersihkan hidung mereka.

Hingga kini, belum ada bukti bahwa Naegleria fowleri dapat menyebar melalui uap air atau tetesan aerosol (seperti kabut shower atau uap dari alat pelembab udara).

Baca juga: Bagaimana Cara Amoeba Berkembang Biak?

Gejala amoeba pemakan otak

Naegleria fowleri menyebabkan PAM, infeksi otak yang menghancurkan jaringan otak. Pada tahap awal, gejala PAM mungkin mirip dengan gejala meningitis bakterial.

Gejala pertama PAM biasanya dimulai sekitar 5 hari setelah infeksi, tetapi dapat dimulai dalam 1 hingga 12 hari.

Ini mungkin termasuk sakit kepala, demam, mual, atau muntah.

Gejala selanjutnya bisa berupa leher kaku, kebingungan, kurang perhatian pada orang dan lingkungan sekitar, kejang, halusinasi, dan koma.

Setelah gejala dimulai, penyakit berkembang pesat dan biasanya menyebabkan kematian dalam waktu sekitar 5 hari.

Namun, kematian juga bisa terjadi dalam 1 sampai 18 hari.

Tingkat kematian amoeba pemakan otak

Seseorang harus segera mencari perawatan medis setiap kali mereka tiba-tiba mengalami demam, sakit kepala, muntah, atau leher kaku, terutama jika mereka baru saja berada di air tawar yang hangat.

Tingkat kematian orang yang terinfeksi amoeba pemakan otak adalah lebih dari 97 persen.

Hanya empat orang yang selamat dari 154 orang yang diketahui terinfeksi di Amerika Serikat dari tahun 1962 hingga 2021.

Karena PAM sangat jarang, dan karena infeksi berkembang sangat cepat, pengobatan yang efektif sulit untuk diidentifikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com