Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Jet Pribadi Rute Pendek Meningkat di Pernikahan Kaesang, Bagaimana Aturan dan Dampaknya?

Kompas.com - 13/12/2022, 20:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa tamu undangan yang bertolak ke Solo untuk menghadiri acara ngunduh mantu Presiden Jokowi, menggunakan pesawat jet pribadi.

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (10/12/2022), PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo di Boyolali, Jawa Tengah memastikan ada 45 pesawat jet pribadi yang memesan parkir.

Hal ini menyita perhatian lantaran sejumlah jet pribadi terbang dengan rute sangat pendek.

Melalui laman twit pribadinya, Peneliti dan Manajer Riset Trend Asia Zakki Amali mencatat bahwa jelang pernihan Kaesang-Erina terdapat peningkatan penggunaan jet pribadi dengan rute terpendek.

"48 private jets beremisi tinggi yg mendorong pemanasan global mendarat di Bandara Surakarta H-2 dan H+1 pernikahan Kaesang. Rute terpendek itu dari Yogya (Adi Sucipto)—1,5 jam dg mobil—mengkonfirmasi orang kaya sebagai penyumbang emisi tertinggi," tulis Zakki, Minggu (11/12/2022).

Twit tersebut mendapatkan berbagai komentar dari warganet dan menjadi viral. 

Baca juga: 45 Jet Pribadi Tamu Pernikahan Kaesang-Erina Parkir di Bandara Adi Soemarmo, AP I: Tak Ganggu Penerbangan Komersial


Penjelasan pengunggah

Zakki yang selama ini berkutat sebagai Manajer Riset NGO berbasis di Jakarta dan berfokus pada isu transisi energi mengatakan bahwa banyaknya hasil emisi gas yang dihasilkan oleh pesawat jet tidak bisa disamaratakan.

"Untuk mendapatkan angka tepatnya setidaknya perlu tahu tipe private jet, jenis mesin yang digunakan, jarak tempuh, dan jumlah penumpang," jelasnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Menurut Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), secara umum 1 kilogram bahan bakar yang dibakar mesin jet menghasilkan emisi gas rumah kaca 3,16 kilogram karbon dioksida.

Riset Europen Federation for Transport and Environment menunjukkan bahwa 1 jam penerbangan pesawat jet pribadi menghasilkan 2 metrik ton atau 2.000 kilogram karbon dioksida.

Baca juga: Berapa Harga Sewa Jet Pribadi? Simak Besaran Tarif dan Cara Sewanya

Ilustrasi pesawat jet pribadi Gulfstream.Mensxp Ilustrasi pesawat jet pribadi Gulfstream.

Dia memberi contoh pada kasus perjalanan Raffi Ahmad, yang juga datang ke pernikahan Kaesang-Erina menggunakan pesawat jet pribadi.

Raffi Ahmad melakukan perjalanan pulang pergi jetpri pesawat teregister PK-ELJ jenis pesawat Hawker Beechcraft 400XP kapasitas 6 orang penumpang dengan total waktu tempuh perjalanan 134 menit atau 2 jam 14 menit, dengan rincian sebagai berikut:

  • 10 Desember 2022: Pondok Cabe-Jogja Adi Sucipto pukul 10.10-10.59 WIB (49 menit)
  • 11 Desember 2022: Jogja-Surakarta Pukul 08.46-09.04 WIB (18 menit)
  • 11 Desember 2022: Surakarta-Jogja Pukul 12.19-12.41 WIB (22 menit)
  • 11 Desember 2022: Jogja-Halim Perdanakusuma Pukul 13.55-14.40 WIB (45 menit).

Berdasarkan perhitungan waktu tempuh tersebut, maka jumlah emisi berupa karbon dioksida perjalanan Raffi Ahmad dan rombongan sekitar 4 metrik ton atau 4.000 kilogram karbondioksida.

Di sisi lain, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan bahwa emisi jet pribadi tetap lebih kecil jika dibandingkan dengan pesawat jenis lainnya.

"Ya lebih kecillah dibanding pesawat yang lainnya, kan kapasitasnya kecil," ujarnya, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Dia mengatakan, logikanya, jika penumpang di dalam pesawat semakin besar, maka tenaga yang dihasilkan makin tinggi sehingga buangan (emisinya) juga semakin tinggi.

Selain itu, emisi sebuah pesawat jet pribadi juga ditentukan berdasarkan jenis pesawat dan mesinnya. 

Baca juga: Terungkap, Spesifikasi Jet Pribadi Anies Baswedan Saat Safari Politik ke Sumbar

Aturan pesawat jet rute pendek

Bagian dalam pesawat jet pribadi milik Kylie Jenner.Hasil tangkap layar dari Instagram Kylie Jenner Bagian dalam pesawat jet pribadi milik Kylie Jenner.
Sementara itu, secara regulasi, Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan bahwa tidak ada batasan rute terpendek yang mengatur soal penerbangan pesawat jet pribadi.

"Tidak ada batasan (rute penerbangan)," ujarnya, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

"Bahkan untuk terbang putar-putar kota kemudian mendarat lagi juga boleh. Suka-suka pemilik/penyewa. Yang pasti segala biaya ditanggung sendiri," imbuhnya lagi.

Terkait dengan meningkatnya penerbangan jet pribadi rute pendek jelang pernikahan Kaesang-Erina, Alvin menduga hal itu karena ruang parkir pesawat (apron) bandara Adi Soemarmo Solo di Boyolali yang penuh. 

Akibatnya, pesawat hanya menurunkan penumpang dan kembali ke Jogja untuk parkir.

"Demikian juga ketika penumpang sudah siap meninggalkan Solo, pesawat berangkat dari Jogja, menaikkan penumpang tanpa parkir. Lalu melanjutkan terbang ke bandara tujuan," tandas dia.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Batam-Jakarta Maskapai Super Air Jet, Lion Air, Batik Air, Citilink, dan Garuda Indonesia

Dampak emisi pesawat jet pribadi

Dilansir dari The Guardian, studi yang dilakukan pada 2016 menunjukkan bahwa pesawat jet pribadi bertanggung jawab atas sekitar 4 persen dari semua emisi penerbangan. Angka tersebut masih terbilang kecil dari total keseluruhan sumber gas emisi yang dihasilkan.

Namun, pengacara di Institut Hukum Iklim Pusat Keanekaragaman Hayati, Scott Hochberg mengatakan apabila fenomena tersebut terus meningkat, tingginya penerbangan rute pendek bisa saja memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

Hal ini senada dengan pendapat pakar transportasi UI, Tri Cahyono yang mengatakan bahwa fenomena ini sama halnya dengan fenomena mobil pribadi versus angkutan umum.

"Bila ingin carbon neutral ya perkecil penggunaan pesawat terbang pribadi di udara, dan kendaraan pribadi di darat," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (13/12/2022).

Di sisi lain, profesor kesehatan lingkungan dan teknik di Universitas Johns Hopkins yang mempelajari polusi udara atmosfer, Peter DeCarlo mengungkapkan bahwa menyingkirkan pesawat jet pribadi bukan menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi masalah iklim.

"Meskipun emisi per orang dari perjalanan pribadi besar, itu masih tidak sepenting apa yang dihasilkan oleh industri penerbangan komersial yang jauh lebih besar," kata DeCarlo, dilansir dari Washington Post.

Namun, dalam penggunaannya, sebaiknya tetap diimbangi dengan sikap yang bijak. Ada situasi di mana jenis perjalanan udara menggunakan pesawat jet pribadi memang diperlukan. Misalnya, keadaan darurat medis atau mengangkut organ transplantasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com