Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo menuturkan, ledakan itu bersumber dari barang yang diduga peledak di Mapolsek Astanaanyar.
Baca juga: Sejarah Pembentukan Densus 88 Antiteror, Bagaimana Awal Mulanya?
Menurutnya, ada benda yang dicurigai sebagai bahan peledak dan sudah dilakukan disposal dengan melakukan peledakan di lokasi.
"Jadi memang ada benda yang dicurigai bahan peledak juga, sudah dilakukan disposal dengan melakukan peledakan di sini. Terkait dengan bahan tersebut, itu dilakukan verifikasi lagi," kata Ibrahim di lokasi kejadian.
Dengan demikian, total bom keseluruhan sampai saat ini terdapat dua bom. Rinciannya, satu bom ada di tubuh pelaku, satu lagi berada di lokasi di sekitar ledakan.
Pihaknya juga memastikan telah melakukan sterilisasi terhadap beberapa area.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Mengandung TNT Meledak di Bandara Soekarno-Hatta
Ibrahim mengatakan, 10 orang menjadi korban atas ledakan tersebut. Delapan di antaranya dari pihak polisi, satu orang warga, dan satu pelaku.
Menurutnya, seorang polisi meninggal dalam insiden ini.
Para korban luka saat ini tengah menjalani perawatan. Namun, ia tidak menyebutkan lokasi di mana para korban luka dirawat.
"Satu orang meninggal anggota dan pelaku juga meninggal. delapan orang dalam perawatan, kondisi relatif, mudah-mudahan tidak fatal," paparnya.
Baca juga: Ramai soal Bom Bunuh Diri di Medan, Ini Rentetan Aksi Teror dengan Target Polisi
Terpisah, Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, situasi di Mapolsek Astanaanyar sudah terkendali.
"Disampaikan situasi hingga saat ini terkendali. Dan masyarakat agar tetap tenang karena Polri bekerja dengan cepat dan mengedepankan profesionalitas," kata Ramadhan dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Polri juga telah menerjunkan tim Jihandak Satbrob Polda Jawa Barat, penyidik Polda Jawa Barat, dan Densus 88 Antiteror Polri ke lokasi kejadian.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Mother of Satan, Bahan Peledak yang Ditemukan Densus 88 di Majalengka
(Sumber: Kompas.com/Adhyasta Dirgantara, Dendi Ramadhani, Puyra Prima Perdana | Editor: Novianti Setuningsih, David Oliver Purba, Reni Susanti)