Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan di Balik Suporter Jepang Selalu Bersihkan Sampah di Stadion

Kompas.com - 06/12/2022, 18:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Bagian ajaran Buddhisme dan Shinto

Budaya Jepang dengan pembersihan dan pengorganisasian dapat dikaitkan dengan agama.

Kebersihan adalah bagian sentral dari Buddhisme, yang merupakan agama utama di Jepang.

Agama mengajarkan pentingnya kebersihan karena berkorelasi langsung dengan memiliki pikiran yang damai. Oleh karena itu, sudah menjadi kebiasaan untuk bertanggung jawab atas kekacauan dan membuang sampah di rumah.

Selain itu, sebelum kedatangan agama Buddha di Jepang, negara tersebut memiliki agamanya sendiri yang disebut Shinto, yang mengutamakan kebersihan. Dalam Shinto, kebersihan adalah kesalehan.

Sisi historis pandemi

Selain agama, ada juga sisi historis dan praktisnya.

Secara historis, Jepang telah menderita banyak epidemi di masa lalu. Sekitar 1.300 tahun yang lalu, Jepang dilanda wabah cacar.

Epidemi ini diperkirakan telah merenggut nyawa lebih dari satu juta orang, kira-kira 25 persen hingga 35 persen populasi saat itu.

Belakangan, pada tahun 1998, Nagano Jepang menyaksikan wabah flu selama Olimpiade Musim Dingin.

Hampir 900.000 orang jatuh sakit dan sedikitnya 20 orang, termasuk 17 anak sekolah dan tiga orang lanjut usia, meninggal karena virus flu. Bertahun-tahun kemudian, Jepang juga mencatat wabah flu babi.

Hal ini menyadarkan Jepang akan pentingnya kebersihan dan mereka menjadi sangat sadar untuk menjaga kebersihan lingkungannya.

Ada juga kekhawatiran praktis. Di lingkungan yang panas dan lembap seperti di Jepang, makanan cepat habis.

Bakteri berkembang biak. Kehidupan bug berlimpah. Jadi kebersihan yang baik berarti kesehatan yang baik.

Nah itulah sejumlah alasan kenapa suporter Jepang membersihkan stadion setelah Piala Dunia 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com