Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hari Pasca-gempa Cianjur, Kenapa Masih Ada Gempa Susulan?

Kompas.com - 01/12/2022, 10:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, masih ada gempa susulan di Cianjur hingga Kamis (1/12/2022).

Hingga pukul 06.00 WIB, Daryono menyebut ada 354 kali gempa susulan. Meski demikian, intensitasnya terus menurun. Magnitudo gempa susulan paling besar adalah M 4,2 dan terkecil M 1,0.

Gempa susulan yang masih ada hingga hari ke-10 ini lebih lama dari prediksi BMKG sebelumnya.

Saat itu, BMKG memprediksi gempa susulan masih akan muncul selama 4-7 hari setelah gempa inti.

"(Prediksi) ini hitungan statistik. Kalau ada tambahan gempa signifikan, maka akan berubah," kata Daryono kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: UPDATE Gempa Cianjur: 328 Meninggal, 12 Masih Hilang, 109.386 Mengungsi

Penyebab gempa susulan

Daryono menjelaskan, gempa susulan sangat dipengaruhi oleh karakter atau kondisi batuan di suatu wilayah.

Menurut dia, jika karakter batuan rapuh atau brittle, gempa susulan akan semakin banyak.

Kendati demikian, Daryono memastikan bahwa adanya gempa susulan ini tak ada kaitannya dengan tanda gempa besar.

"Tak ada kaitan dengan akan ada gempa besar, kita harus sabar menunggu proses alam ini dan semoga gempa susulan segera berakhir," jelas dia.

Diberitakan sebelumnya, pos komando (posko) Penanganan Darurat Bencana Gempa Cianjur mencatat 328 orang meninggal dunia dan 12 lainnya masih hilang hingga Rabu (30/11/2022).

Untuk itu, posko memutuskan akan memperpanjang masa pencarian korban hilang selama 3 hari, terhitung pada 1-3 Desember 2022.

Baca juga: Cerita Korban Gempa Cianjur Makan Satu Telur Berdua karena Akses Jalan Tertutup Longsor

Perpanjangan masa pencarian ini dilakukan setelah para ahli waris mengharapkan penemuan korban yang masih hilang.

"Kami Kabupaten Cianjur telah membuat usulan penambahan waktu tiga hari ke depan," kata Bupati Cianjur Herman Suherman dalam keterangan pers, seperti dikutip Kompas.com, Rabu.

Bupati Cianjur juga kembali menyampaikan imbauan untuk warga yang rumahnya tidak rusak dapat kembali ke rumah masing-masing.

Apabila rumahnya rusak ringan hingga sedang, warga dapat melihat kondisinya dan segera melakukan perbaikan.

Diketahui, sebantak 17.864 unit rumah rusak, dengan perincian 4.376 rusak berat, 5.306 rusak sedang, dan 8.182 rusak ringan.

Pemerintah Kabupaten Cianjur saat ini telah menyiapkan 3 lahan yang akan digunakan sebagai tempat relokasi warga terdampak gempa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com