Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Helikopter Porak-porandakan Tenda Pengungsi Korban Gempa Cianjur, Ini Kata Basarnas

Kompas.com - 29/11/2022, 15:04 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihatkan helikopter memporak-porandakan tenda pengungsi korban gempa di Cianjur viral di media sosial.

Video itu diunggah oleh akun Facebook ini, Jumat (25/11/2022).

"Tenda pengungsian korban gempa bumi Cianjur berterbangan ketika pesawat helikopter datang membawa bantuan Lewat darat akses susah , pakai helikopter tenda pada rusak," tulis keterangan video.

Baca juga: Viral, Video Bantuan Korban Gempa Cianjur Disebut Kebanyakan Mi Instan, Ini Kata BNPB

Dalam video, tampak helikopter yang membawa bantuan untuk korban gempa di Cianjur tersebut terbang terlalu rendah, sehingga menimbulkan angin kencang.

Akibatnya, tenda dan barang-barang pengungsi beterbangan.

Tak hanya itu, barang-barang bantuan tampak dilemparkan dari atas helikopter.

Setelah ditelusuri, helikopter itu milik Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).

Baca juga: Viral Unggahan Makan Telur Mentah Disebut Sebabkan Tipes, Benarkah?

Lantas, seperti apa penjelasan Basarnas?

Basarnas minta maaf

Saat dikonfirmasi, Koordinator Humas Basarnas Anjar Sulistiyono mengirimkan link artikel dari Kompas TV yang berisi permohonan maaf Kepala Basarnas RI Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi terkait insiden tersebut.

"Memang kemarin terjadi ada video viral kalau ada tenda yang terbang akibat distribusi kita. Yang pertama saya harus minta maaf bahwa niatan kita baik, memang ada kesalahan dalam pendekatan," kata Henri.

Menurutnya, situasi medan di lokasi sangat sulit untuk mendistribusikan bantuan. Sehingga, helikopter tim Basarnas harus mendekat.

"Mengapa hal ini bisa terjadi karena memang sulitnya daerah itu untuk di dekati oleh helikopter. Desa itu seperti pulau yang dikelilingi lembah dan kita berupaya mendekatinya pelan-pelan sedekat mungkin, karena kalau dijatuhkan, jatuhannya itu akan di lembah dan akan mempersulit mereka untuk mengambil," terangnya.

Kondisi tenda pengungsi, lanjut dia, pun tidak dalam kondisi terikat dengan baik.

"Mohon maaf tendanya hanya sekedar diikat dan terbanglah," imbuh dia.

Baca juga: Viral, Video Warga Pergoki Anak-anak Diduga Taruh Batu di Rel Kereta Api, Ini Kata KAI

Anjar mengatakan, tim Basarnas juga melakukan pendistribusian bantuan menggunakan helikopter di Desa Telaga, Kecamatan Cugenang, pada Kamis (24/11/2022).

Keputusan dilakukan dropping logistik menggunakan helikopter, lantaran lokasi belum bisa terjangkau transportasi bantuan melalui jalur darat.

Menurutnya, dropping untuk daerah tersebut dilakukan dengan cara menjatuhkan dari helikopter karena medan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pendaratan.

"Untuk bantuan sudah dilakukan packing sebaik mungkin, sehingga ketika jatuh dari ketinggian hanya mengalami kerusakan minor, tetapi bantuan bisa segera diterima dan dirasakan/termanfaatkan oleh warga yang membutuhkan," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Baca juga: Amankah Berwisata di Pantai Saat Gelombang Air Laut Naik? Ini Penjelasan Basarnas

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Antisipasi Gempa Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com